Antigen AnWj, Misteri Sejak 1972
Foto: afp/ SEBASTIEN BOZONPenelitian pada 1972 menemukan lebih dari 99,9 persen orang memiliki antigen AnWj yang hilang dari darah pasien. Antigen yang hidup pada protein mielin dan limfosit, adalah merupakan bagian dari sel darah merah (red blood cell/RBC) dengan prevalensi tinggi dalam seri ISBT 901.
Penelitian terkait AnWj sangat sedikit. Hanya sembilan laporan terkait antigen ini yang telah dipublikasikan sejak pertama kali didokumentasikan pada tahun tersebut. Dua dari kasus ini melibatkan reaksi transfusi yang terjadi.
Foto: afp/ SEBASTIEN BOZON
“Kami menyajikan kasus pasien dengan anemia aplastik yang mengembangkan anti-AnWj dengan hemolisis yang signifikan secara klinis setelah transfusi sel darah merah positif AnWj,” tulisa Zhaodong Xu dan tim dalam tulisannya yang dipublikasikan pada laman National Library of Medicine.
Desain dan metode penelitian yang dikembangkannya berasal dari kasus seorang wanita berusia 56 tahun dengan anemia aplastic. Ia mengembangkan antibodi pan-reaktif dengan hemolisis yang signifikan secara klinis setelah transfusi sel darah merah.
Investigasi terhadap wanita tersebut meliputi identifikasi antibodi dengan metode serologis di laboratorium rujukan imunohematologi nasional dan uji monolapis monosit (monocyte-monolayer assay /MMA) in vitro untuk memprediksi signifikansi klinis.
Foto: afp/ Johan ORDONEZ
“Hasilnya antibodi diidentifikasi memiliki spesifisitas untuk antigen AnWj. MMA pascatransfusi menunjukkan bahwa antibodi memiliki kemampuan fiksasi komplemen yang sangat mungkin menyebabkan reaksi transfusi hemolitik akut yang signifikan secara klinis,” tulisnya.
Pasien memerlukan dukungan transfusi jangka panjang dengan sel darah merah AnWj-negatif dan sel darah merah Lu (a-b-) tipe In (Lu) yang memiliki ekspresi AnWj yang berkurang. Kolaborasi lintas Kanada dan internasional diperlukan untuk mendapatkan unit transfusi yang langka.
Kasus reaksi transfusi hemolitik akut yang disebabkan oleh anti-AnWj dilaporkan pada pasien dengan anemia aplastik yang memerlukan transplantasi sel punca alogenik. Ini adalah kasus kedua yang terdokumentasi dari anti-AnWj yang menyebabkan reaksi transfusi hemolitik.
- Baca Juga: Pengumuman Nominasi Oscar 2025 Ditunda
- Baca Juga: 7 Rahasia Pengobatan Alami untuk Menjaga Sistem Imun
“Kasus ini menunjukkan kompleksitas penanganan pasien dengan antibodi langka dan pentingnya kolaborasi internasional dalam penanganan kasus-kasus sulit ini,” tulis Zhaodong Xu. hay
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD