Anthony Albanese Dilantik Jadi PM Baru Australia
PM Baru Australia, Anthony Albanese (tengah)
Foto: AFP/SAEED KHANCANBERRA - Pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese pada Senin (23/5) resmi menjabat sebagai perdana menteri ke-31 Australia setelah mengalahkan Scott Morrison dalam pemilu, meski penghitungan suara masih dilakukan.
Albanese dilantik lebih awal karena beberapa jam kemudian ia harus terbang ke Jepang untuk menghadiri pertemuan kelompok Quad pada Selasa (24/5). Albanese, 59 tahun, yang akrab disapa Alba, dilantik oleh Gubernur Jenderal David Hurley dalam sebuah upacara singkat yang disiarkan secara publik di Government House di Canberra.
"Saya merasa sangat terhormat untuk melayani (masyarakat) sebagai Perdana Menteri Australia," cuit Albanese di Twitter usai upacara pelantikannya. "Sebagai Perdana Menteri, saya ingin menyatukan masyarakat dan memimpin pemerintahan yang berani, pekerja keras, dan peduli seperti rakyat Australia. Pekerjaan itu dimulai hari ini," imbuh dia.
Pengambilan sumpah Albanese yang lebih awal kemungkinan terjadi atas dasar bahwa dia satu-satunya perdana menteri berikutnya yang layak, bahkan jika dia akhirnya harus memimpin sebuah parlemen pemerintah minoritas.
Selain Albanese, sejumlah anggota kabinet utama juga dilantik lebih awal yakni Menteri Ketenagakerjaan, Richard Marles, Menteri Luar Negeri, Penny Wong, Bendahara Negara, Jim Chalmers, dan Menteri Keuangan, Katy Gallagher.
Perubahan Besar
Pada akhir pekan lalu, PM Albanese mengatakan bahwa KTT Quad di Tokyo adalah prioritas mutlak bagi Australia dan kesempatan untuk mengirim pesan ke dunia terutama pesan bagi
perubahan besar yang berkaitan dengan perubahan iklim dan keterlibatan Australia dengan dunia terkait masalah tersebut.
Dalam kampanyenya, Albanese telah berjanji untuk mengadopsi target pengurangan emisi yang lebih ambisius dan menjadikan Australia sebagai negara adidaya di bidang energi terbarukan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan yang mengakibatkan kota-kota yang diselimuti kabut asap, pemutihan terumbu karang (coral bleaching) serta banjir besar di Australia telah menjadikan contoh kehancuran yang dipicu oleh iklim.
Saat berada di bawah kepemimpinan kubu konservatif, Australia yang jadi salah satu negara pengekspor gas dan batu bara terbesar di dunia, kerap jadi negara penentu pada pembicaraan iklim internasional.
Isu iklim pun dipergunakan oleh politisi independen yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup untuk membantu meriah kursi kekuasaan kepada Partai Buruh. Perubahan iklim sendiri memainkan peran penting dalam pemungutan suara pada Sabtu (21/5) lalu, lantaran para pemilih dilaporkan tidak senang dengan tanggapan pemerintah pimpinan PM Morrison terhadap kebakaran dan banjir mematikan yang melanda Australia dalam beberapa tahun terakhir.
Partai Buruh dan Liberal bersaing secara terbuka atas isu perubahan iklim sejak 2007 dan beberapa pemerintah telah digulingkan dalam konflik tersebut. Namun, dalam pidato kemenangannya, Albanese berjanji untuk mengubah cara politik beroperasi.
"Bersama-sama kita bisa mengakhiri perang iklim," kata Albanese. AFP/DW/I-1
Berita Trending
- 1 Respons CEO OpenAI tentang Model AI Tiongkok DeepSeek-R1: 'Mengesankan'
- 2 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
- 5 Incar Kemenangan Penting, MU Butuh Konsistensi