Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

Amerika Serikat Tolak Rencana untuk Memperkuat WHO

Foto : FABRICE COFFRINI / AFP

Gedung Kantor Pusat WHO di Jenewa, Swiss.

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Pendonor utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Amerika Serikat (AS), menolak proposal untuk membuat badan tersebut lebih independen. Itu telah menimbulkan keraguan tentang dukungan jangka panjang pemerintahan Biden untuk WHO.

Menurut dokumen yang dibuat oleh kelompok kerja pembiayaan berkelanjutan WHO yang diterbitkan online pada 4 Januari lalu, proposal itu akan meningkatkan kontribusi tahunan setiap negara anggota. Rencana tersebut merupakan bagian dari proses reformasi lebih luas dipicu oleh pandemi Covid-19, yang menyoroti keterbatasan kekuatan WHO untuk campur tangan di awal krisis.

"Tetapi, pemerintah AS menentang reformasi tersebut karena khawatir tentang kemampuan WHO untuk menghadapi ancaman di masa depan, termasuk dari Tiongkok," kata pejabat AS kepada Reuters baru-baru ini.

Rencana itu dikhawatirkan mendorong terciptanya dana terpisah, yang dikendalikan langsung oleh negara donor untuk membiayai pencegahan dan pengendalian keadaan darurat kesehatan. Empat pejabat Eropa yang terlibat dalam pembicaraan itu, membenarkan penolakan AS. Pemerintah AS tidak segera berkomentar.

Proposal yang diterbitkan menyerukan peningkatan kontribusi wajib negara-negara anggota secara bertahap mulai tahun 2024, sehingga mereka akan mencapai setengah dari anggaran pokok badan tersebut senilai dua miliar dollar AS pada 2028, dibandingkan dengan jumlah sekarang, yang masih kurang dari 20 persen anggaran pokok.

Tantangan Global

Anggaran pokok WHO ditujukan untuk memerangi pandemi dan memperkuat sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Inisiatif itu juga akan mengumpulkan tambahan satu miliar dollar AS atau lebih per tahun untuk mengatasi tantangan global tertentu seperti penyakit tropis dan influenza.

Kubu pendukung mengatakan ketergantungan saat ini pada pendanaan sukarela dari negara-negara anggota dan dari badan amal seperti Yayasan Bill dan Melinda Gates, telah memaksa WHO untuk fokus pada prioritas yang ditetapkan oleh penyandang dana, dan membuatnya kurang dapat mengkritik anggota ketika ada yang salah.

Sebuah panel independen tentang pandemi yang ditunjuk untuk memberi nasihat tentang reformasi WHO telah menyerukan peningkatan yang jauh lebih besar dalam iuran wajib, menjadi 75 persen dari anggaran inti. "Sistem saat ini risiko besar terhadap integritas dan independensi WHO," katanya.

WHO sendiri mengatakan "hanya dana yang fleksibel dan dapat diprediksi yang dapat memungkinkan WHO untuk sepenuhnya mengimplementasikan prioritas negara anggota". "Donor utama Uni Eropa, termasuk Jerman, mendukung rencana tersebut, bersama dengan sebagian besar negara Afrika, Asia Selatan, Amerika Selatan, dan Arab," kata sumber-sumber tersebut.

"Usulan itu akan dibahas pada pertemuan dewan eksekutif WHO minggu depan, tetapi perpecahan berarti tidak ada kesepakatan yang diharapkan," katanya.

WHO mengonfirmasi saat ini tidak ada konsensus di antara negara-negara anggota, dan mengatakan pembicaraan kemungkinan akan berlanjut hingga pertemuan tahunan badan pembuat keputusan utama badan tersebut, Majelis Kesehatan Dunia pada Mei.

Pendonor dari Eropa mendukung pemberdayaan, daripada melemahkan organisasi multilateral termasuk WHO. "Rencana AS menyebabkan skeptisisme di antara banyak negara, dan pembentukan struktur baru yang dikendalikan oleh donor, bukan oleh WHO, akan melemahkan kemampuan badan tersebut untuk memerangi pandemi di masa depan," kata seorang pejabat Eropa.

Selama beberapa waktu, Washington kerap mengkritik WHO. Mantan Presiden Donald Trump menarik AS keluar dari WHO setelah menuduhnya membela Beijing yang menunda berbagi informasi awal ketika Covid-19 muncul di Tiongkok pada 2019.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top