Sabtu, 15 Feb 2025, 02:59 WIB

Amerika Serikat Sebut Rencana Trump Tetap Pilihan Utama

Pernyataan Rubio l Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyapa para karyawan dan keluarga selama acara temu-sapa di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Panama, beberapa waktu lalu.

Foto: AFP/Mark Schiefelbein

Istanbul – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa rencana yang digagas oleh Presiden Donald Trump masih menjadi salah satu opsi utama dalam menangani konflik di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Kamis (13/2), mengatakan bahwa pemerintahan AS memberi waktu kepada negara-negara Arab untuk ­mengajukan usulan yang layak untuk Gaza pascaperang, tetapi untuk saat ini, “satu-satunya rencana adalah rencana Trump.”

Rubio menekankan bahwa meskipun gencatan senjata tampaknya berhasil, isu utamanya tetap ada: “Pada titik tertentu, Anda harus mencari tahu, oke, apa yang terjadi dengan Gaza?” kata Rubio seperti dikutip dari Antara.

Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS, dia mengkritik negara-negara Arab karena menyatakan dukungan untuk Palestina tetapi gagal mengambil tindakan.

“Tidak ada dari mereka yang ingin menerima warga Palestina, tidak ada dari mereka yang memiliki sejarah melakukan apa pun untuk Gaza dalam hal itu,” katanya.

Trump telah berulang kali menyerukan untuk merebut kendali atas Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina ke negara-negara tetangga setelah perang genosida Israel untuk membangun apa yang disebutnya “Riviera Timur Tengah.”

Usulan Trump itu mendapat kecaman luas dari Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman dan Inggris.

Rubio juga mengonfirmasi bahwa para pemimpin regional akan bertemu di Arab Saudi dalam beberapa pekan mendatang untuk mengembangkan rencana alternatif.

Dia mengatakan AS akan mengevaluasi usulan mereka tetapi memperingatkan bahwa rencana apa pun “yang membiarkan Hamas di sana akan menjadi masalah karena Israel tidak akan menoleransinya.”

Menlu AS mengesampingkan keterlibatan militer Amerika dalam mengusir Hamas dari Gaza, dengan menekankan: “Seseorang harus menghadapi orang-orang itu. Siapa orangnya? Bukan tentara ­Amerika.”

Dia menambahkan bahwa jika pelaku regional gagal mengambil tindakan, “maka Israel harus melakukannya, dan kemudian kita akan kembali ke tempat kita berada.”

Perjalanan Diplomatik

Menlu Rubio mengonfirmasi perjalanannya yang akan datang ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Israel untuk membahas masalah tersebut, menyusul pembicaraan sebelumnya dengan Mesir dan Yordania.

“Semoga mereka punya rencana yang benar-benar bagus untuk disampaikan kepada presiden,” katanya. Hingga saat itu, dia menegaskan, “satu-satunya rencana (untuk Gaza) adalah rencana Trump.”

Sebelumnya Trump mengklaim bahwa warga Palestina akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik. Trump juga mengatakan bahwa ia berencana membangun tempat permanen bagi warga Palestina, karena menurutnya Gaza saat ini tidak layak huni dan butuh bertahun-tahun sebelum bisa dihuni kembali.

Trump menggambarkan rencananya untuk Gaza sebagai pengembangan real estat untuk masa depan, dengan mengatakan ia bermaksud untuk membangun komunitas yang indah bagi 1,9 juta warga Palestina, di mana ia sendiri akan menjadi pemilik properti tersebut.

“Bisa ada lima, enam lokasi, bisa juga dua lokasi. Tapi kita akan membangun ­komunitas yang aman, agak jauh dari tempat mereka berada, tempat semua bahaya berada,” ujar Trump beberapa waktu lalu.

Dengan meningkatnya eskalasi konflik di kawasan, kebijakan luar negeri AS akan ­terus menjadi sorotan, terutama dalam menentukan langkah-langkah diplomatik dan strategis untuk mencapai perdamaian yang lebih stabil. SB/and

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: