Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ajak Generasi Muda Kurangi Jejak Karbon, Treasury Luncurkan Investasi Emas Berkelanjutan

Foto : haryo brono/koran jakarta

Acara peluncuran Green Gold dari Treasury yang dilakukan di Jakarta Senin (22/4). Program ini mengajak investor untuk berpartisipasi dalam pengurangan jejak karbon dengan mengkonversi sebagian investasi dalam bentuk penanaman pohon trembesi dan nangka yang dikenal mampu menyerap karbon dengan baik.

A   A   A   Pengaturan Font

Treasury platform layanan investasi emas digital mengumumkan peluncuran Green Gold. Program yang diklaim pertama di dunia yang mengajak investor untuk berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dengan menetralisasi jejak karbon dari investasi emas, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.

JAKARTA - Treasury platform layanan investasi emas digital mengumumkan peluncuran Green Gold. Program yang diklaim pertama di dunia yang mengajak investor untuk berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dengan menetralisasi jejak karbon dari investasi emas, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi.

Inisiatif yang dirancang untuk memudahkan investor dalam investasi emas yang berkelanjutan, demi lingkungan yang lebih hijau. Inisiatif ini didorong oleh dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sektor investasi, termasuk emas.

"Dalam setiap produksi 1 gram emas, setidaknya menghasilkan 28,2 kilogram gas karbon yang dilepaskan ke udara," kata selaku CEO Treasury Andreas Santoso, dalam konferensi pers di Jakarta Senin (22/4).

Ia menjelaskan, Green Gold adalah cara Treasury mendefinisikan ulang arti berinvestasi emas. Treasury ingin mengajak para investor terutama generasi muda yang menjadi mayoritas pengguna aplikasi tidak hanya memilih emas sebagai aset yang terus meningkat nilainya, namun juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Dari investasi emas nantinya sebagian nilainya akan dikonversi dalam bentuk pohon trembesi dan nangka. Kedua pohon terbukti mampu menyerap karbon antara 30 kilogram dan 20 kilogram per 8 tahun.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top