Agama Harus Jadi Inspirasi, Bukan Aspirasi
Indonesia sering mengeklaim sebagai negara yang terkenal dengan keberagaman, termasuk dalam keagamaan. Untuk itu, sikap saling menghormati harus dimiliki semua umat beragama. Semua pihak, tanpa terkecuali, mesti bisa bersatu dan bergotong royong untuk membawa negeri ini lebih baik di setiap lini kehidupan.
Namun, alih-alih mengedepankan pluralisme dalam beragama, kerap ditemui tindakan intoleransi di masyarakat yang mengatasnamakan agama. Hal ini tidak hanya terjadi antarpihak yang berbeda agama. Intoleransi dalam satu agama pun kerap terjadi. Bahkan, intoleransi kehidupan beragama juga sudah masuk ke institusi pendidikan.
Pemeritah harus terus berupaya untuk menghapus dan mencegah adanya intoleransi yang dapat berujung konflik. Di era kolaborasi saat ini, sikap intoleran bisa menjadi batu sandungan.
Belum lagi, adanya pandemi Covid-19 menjadi pekerjaan baru pemerintah. Dalam kondisi sulit seperti ini, keagamaan bisa menjadi salah satu cara agar masyarakat saling menguatkan, bukan malah menimbulkan konflik baru yang memperkeruh keadaan.
Untuk membahas masalah keagamaan, wartawan Koran Jakarta, Muhamad Ma'rup mewawancarai Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dalam beberapa kesempatan. Berikut petikannya.
Bagaimana sebenarnya peran agama di tengah keberagaman Indonesia?
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya