Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 23 Jan 2025, 19:20 WIB

3LM, Aksi Cegah Stunting Targetkan 1 Juta Anak Diluncurkan

Pengukuran tinggi dan berat badan merupakan salah satu bagian yang dilakukan dalam Aksi 3 Langkah MAJU (3LM), bagian dari Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) yang diinisiasi Sarihusada sejak 2023.

Foto: Istimewa

JAKARTA – Stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang dihadapi anak Indonesia. Sebesar 21,6 persen atau sekitar 1 dari 5 anak di Indonesia masih mengalami stunting. Padahal, stunting bisa menjadi salah satu permasalahan yang dapat menghambat tumbuh kembang dan potensi optimal anak-anak.

Permasalahan stunting tidaklah berdiri sendiri, bukan hanya terkait dengan masalah ekonomi. Baik anak dari keluarga yang mampu maupun tidak mampu secara ekonomi dapat beresiko mengalami stunting. Sebab, lingkungan terdekat anak merupakan faktor yang turut memberi pengaruh besar pada persoalan stunting di Indonesia.

Untuk PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) terus memperkuat kolaborasi dan mendukung pemerintah mendorong pencegahan stunting di Indonesia Sarihusada berkolaborasi dengan Alodokter meluncurkan kampanye Aksi 3 Langkah MAJU (3LM). Aksi 3LM bertujuan untuk mendukung pencegahan stunting sejak dini dengan melakukan edukasi dan skrining atau skrining stunting.

Aksi 3LM merupakan bagian dari keberlanjutan program Gerakan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS) yang telah diinisiasi sejak tahun 2023. Kampanye tersebut ditargetkan bisa menjangkau setidaknya 1 juta anak.

Dokter Spesialis Anak, dr. Novitria Dwinanda, SpA(K), mengatakan, terdapat berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting antara lain, rendahnya pemahaman orangtua tentang stunting. Akibatnya mereka kurang memperhatikan asupan Bunda selama kehamilan dan asupan anak seperti kecukupan ASi dan praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat.

Selain itu rendahnya pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin karena kesadaran masyarakat dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan. Masih banyak orang tua di Indonesia sulit menerima kenyataan atau malu jika anaknya terdiagnosa stunting dan cenderung menyangkal diagnosis dan menolak untuk dirujuk ke Rumah Sakit agar mendapat penanganan komprehensif.

“Oleh karena itu, penangan anak dengan risiko stunting adalah dengan intervensi keluarga dan lingkungan terdekat anak, serta dibarengi dengan peningkatan pemahaman tentang pemantauan pertumbuhan, pemberian nutrisi tepat, dan pemahaman diagnosis stunting sendiri. Hal ini merupakan salah satu upaya penurunan angka stunting di Indonesia,” ujar dia dalam acara konferensi pers Aksi 3 3LM, di Jakarta pada hari Kamis (23/1).

Novitria menambahkan, skrining dan rujukan sangat penting dalam mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS). Sebab, skrining dini menjadi kunci dalam deteksi awal sehingga intervensi cepat dapat dilakukan.

“Skrining efektif mencakup pengukuran tinggi, berat badan, dan penilaian status gizi untuk memastikan anak tumbuh sesuai standar. Sehingga, deteksi dini memungkinkan penanganan tepat, mengurangi risiko komplikasi, dan memastikan anak mendapatkan perawatan optimal,” jelasnya.

Sedangkan rujukan terapi stunting kata Novitria, untuk memastikan anak menerima intervensi yang tepat, seperti suplementasi gizi, perubahan pola makan, dan pemantauan intensif. Melalui rujukan yang tepat, anak dapat mengakses sumber daya yang diperlukan untuk memperbaiki status gizi dan mencegah dampak jangka panjang stunting.

“Oleh karena itu, keterlibatan berbagai pihak dalam proses ini, mulai dari tenaga kesehatan hingga keluarga, akan sangat berkontribusi pada upaya mewujudkan Generasi Maju Bebas Stunting (GMBS),” tambahnya.

Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia Lee Meeng Thong, CEO mengatakan, GMBS dari Sarihusada yang dikembangkan bersama Alodokter sejak tahun 2023 dan telah menjangkau lebih dari 8.000 penerima manfaat. Kegiatannya berupa skrining status gizi anak di 50 titik lokasi di Indonesia.

“Pada tahun 2025 ini, kami kembali berkolaborasi bersama Alodokter sebagai mitra yang memiliki visi yang sama untuk mendukung kesehatan anak Indonesia, dengan meluncurkan kampanye Aksi 3LM yang masih menjadi bagian dari GMBS,” ucapnya.

Inisiatif kolaborasi melalui kampanye terbaru ini sejalan dengan visi Sarihusada untuk memperluas akses kesehatan dan pemenuhan nutrisi bagi anak Indonesia. Selain itu aksi tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk terus mendorong pencegahan stunting.

Co-Founder & President Director of Alodokter Group Suci Arumsari mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi inisiatif kolaborasi luar biasa yang telah Alodokter lakukan bersama Sarihusada melalui GMBS sejak tahun 2023. Kolaborasi ini merupakan langkah maju yang sangat berarti dalam upaya kita bersama untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.

“Dengan menggabungkan keahlian kami di bidang konsultasi kesehatan digital dan komitmen Sarihusada pada nutrisi anak, kami yakin dapat mencapai dampak yang lebih signifikan dalam menurunkan angka stunting,” paparnya.

Suci menuturkan, Alodokter juga berkomitmen penuh untuk mendukung program GMBS  2025 ini dengan meluncurkan kampanye aksi melalui Aksi 3LM yang digagas oleh Sarihusada. Kampanye ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang positif dalam mewujudkan Generasi Maju 2045.

Sebagai keberlanjutan dari GMBS yang telah diinisiasi sejak 2023, kampanye Aksi 3LM dilakukan untuk memperluas jangkauan skrining status gizi anak dengan target 1 juta anak pada tahun 2025. Aksi ini akan digelar di seluruh wilayah di Indonesia.

Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director, Danone SN Indonesia, Angelina Susanto menerangkan, melalui inisiatif tesebut pihaknya ingin mengajak para bunda di Indonesia untuk deteksi sejak dini risiko stunting pada si Kecil melalui Aksi 3LM. Yang perlu dilakukan adalah mengukur tinggi dan berat secara teratur. Mereka juga perlu diajak konsultasi ke dokter dan mengupayakan pemberian nutrisi yang teruji secara klinis.

“Kami berharap, melalui aksi skrining dengan menargetkan 1 juta anak ini bisa mendukung pemerintah dalam upaya mengatasi permasalahan stunting sedini mungkin, dan memberikan intervensi yang tepat dalam mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius kedepannya. Karena kami yakin, dengan intervensi yang tepat anak-anak Indonesia bisa tumbuh sehat dan berkembang secara optimal,” tutupnya.

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.