![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
30 Tahun Kematian Rapper Tupac Shakur, Polisi Geledah Sebuah Rumah
Rapper legendaris Amerika Tupac Shakur tewas ditembak 30 tahun lalu. Pelakunya hingga kini masih belum tertangkap.
Foto: APLOS ANGELES - Polisi Las Vegas menggeledah sebuah rumah sebagai bagian dari penyelidikan kasus pembunuhan legenda rap Tupac Shakur yang tewas hampir tiga dekade lalu.
Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas "dapat mengkonfirmasi surat perintah penggeledahan" di kota Henderson pada Senin (17/7), kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
Surat kabar Las Vegas Review-Journal mengatakan sebuah rumah telah digeledah.
- Baca Juga: Abu Mendiang Barbie Hsu telah Kembali ke Taiwan
- Baca Juga: Omega-3 Terbukti Perlambat Proses Penuaan
Shakur, artis hip-hop terlaris di belakang lagu hit seperti "California Love," ditembak mati dalam peristiwa penembakan di Las Vegas saat ia berusia 25 tahun. Pelakunya tidak pernah tertangkap.
Pengeledahan itu merupakan "bagian dari investigasi pembunuhan Tupac Shakur yang sedang berlangsung," kata polisi, Selasa (18/7), tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
"Ini adalah kasus yang belum terpecahkan dan mudah-mudahan suatu hari kita bisa mengubahnya," kata Letnan Jason Johansson kepada Review-Journal.
Shakur memiliki karir yang singkat namun spektakuler. Namanya langsung melesat, dari seorang penari cadangan menjadi rapper gangsta dan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia hip-hop yang menjual 75 juta rekaman.
Shakur juga menjadi tokoh kunci dalam persaingan antara hip-hop Pantai Timur dan Pantai Barat.
Meskipun lahir di New York, Shakur pindah saat remaja bersama keluarganya ke California, menjadi salah satu tokoh yang paling dikenal di Pantai Barat.
Kasus kematian Shakur pada September 1996 tetap suram. Banyak teori terkait kematiannya beredar.
Pembunuhan Shakur, enam bulan kemudian, diikuti dengan penembakan rapper rivalnya dari Pantai Timur, Christopher "The Notorious BIG" Wallace.
Banyak yang percaya pembunuhan mereka sebagai bagian dari persaingan antara label musik mereka, Death Row yang berbasis di LA dan Bad Boy Entertainment di New York.
Tetapi beberapa sejarawan musik mengatakan keretakan dua kubu itu dibesar-besarkan untuk alasan komersial.
Shakur -- yang ibunya aktif dalam gerakan Black Panther dan menamainya dengan nama Tupac Amaru, seorang pemimpin revolusioner Inca -- menggunakan liriknya untuk mengangkat masalah orang kulit hitam Amerika, dari kebrutalan polisi hingga penahanan massal.
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
Berita Terkini
-
Siap-siap, Meta akan PHK Massal Karyawan di Seluruh Perusahaan
-
Pertamina Raih Empat Penghargaan Bergengsi di Asian Management Excellence Awards 2025
-
Polri: Kapolsek-Kapolda telah Membuat Akun Medsos untuk Respons Aduan Masyarakat
-
5 Tempat Wisata Edukasi di Jakarta untuk Mengisi Akhir Pekan Anak
-
7 Wisata Eco Friendly yang Wajib Dikunjungi di Indonesia