3 Cara Agar Pendidikan di Papua Lebih Cerminkan Nilai dan Budaya Lokal
Salah satu Mama Papua terlibat dalam pembelajaran di kelas dengan berbagi cara pembuatan Noken, tas tradisional khas Papua, kepada siswa.
Penelitian saya tahun 2018, menunjukkan bahwa ketika salah satu orang tua siswa diundang untuk mengajarkan proses pembuatan Noken (tas tradisional Papua) di dalam kelas, siswa tampak antusias bertanya dan mencatat hasil diskusi mereka. Aktivitas ini menghadirkan pengalaman nyata budaya Papua ke dalam pembelajaran, sehingga meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi dan literasi siswa.
Integrasi budaya dan bahasa
Banyak peneliti dan pemerhati pendidikan di Papua yang menyerukan implementasi pendekatan pembelajaran kontekstual dan berbasis budaya Papua di sekolah. Artikel terbaru saya merangkum 5 poin penting terkait filosofi dan pendekatan pedagogi Papua yaitu relevansi budaya, perspektif holistik, tradisi lisan dan penceritaan, pembelajaran kolaboratif dan berbasis komunitas, serta pembelajaran berbasis tempat atau lingkungan.
Budaya tidak hanya identitas, tetapi juga sumber pengetahuan yang tak ternilai. Dalam konteks Papua yang kaya akan budaya, mengabaikan budaya lokal dalam pendidikan berarti mengabaikan aspek penting dari identitas siswa Papua. Integrasi budaya lokal memberikan siswa ruang untuk menghargai identitas mereka sendiri dan memperoleh rasa percaya diri yang lebih besar.
Lebih dari itu, integrasi budaya lokal juga membantu mengatasi hambatan dalam proses belajar-mengajar. Pemahaman mendalam tentang budaya lokal memungkinkan guru untuk merancang metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa Papua. Hal ini menciptakan koneksi emosional yang kuat antara siswa dan pembelajaran, sehingga motivasi belajar mereka meningkat. Dengan terintegrasinya budaya lokal dalam kurikulum, siswa akan melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya