Koran-jakarta.com || Jum'at, 28 Mar 2025, 10:12 WIB

Selain Kurang Impor, Diversifikasi Pangan Bangun Sistem Pangan yang Lebih Resilien

  • Badan Pangan Nasional (Bapanas)
  • impor pangan
  • Pangan Lokal
  • diversifikasi pangan

JAKARTA-Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna mendorong diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal. 

Selain Kurang Impor, Diversifikasi Pangan Bangun Sistem Pangan yang Lebih Resilien

Ket. Bapanas berkolaborasi dengan Universitas Pasundan, Bandung dalam pengembangan sorgum sebagai alternatif pangan yang bernilai gizi tinggi dan berkelanjutan

Doc: Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Selain Kurang Impor, Diversifikasi Pangan Bangun Sistem Pangan yang Lebih Resilien

Salah satu langkah konkret yang ditempuh adalah kerja sama dengan Universitas Pasundan dalam pengembangan sorgum sebagai alternatif pangan yang bernilai gizi tinggi dan berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap beras dan gandum.

Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Bapanas, Andriko Noto Susanto menegaskan, diversifikasi pangan tidak hanya menjadi upaya mengatasi ketergantungan pada beras dan gandum, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam membangun sistem pangan yang lebih resilien.

“Kami terus mendorong pengembangan dan pemanfaatan komoditas pangan lokal seperti sorgum, singkong, dan umbi-umbian sebagai alternatif utama. Indonesia memiliki potensi besar dalam diversifikasi pangan, dan sinergi antara pemerintah, akademisi, serta pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan,” ujar Andriko dalam audiensi di Universitas Pasundan, Rabu (26/3) di Bandung.

Menurutnya, pemanfaatan sorgum sebagai sumber pangan lokal harus dikembangkan dari hulu hingga hilir. Hal ini mencakup riset dan pengembangan varietas unggul, optimalisasi produksi di lahan kering, serta penguatan industri pengolahan agar sorgum dapat menjadi bahan pangan yang kompetitif di pasar domestik maupun global.

Rektor Universitas Pasundan, Prof. Dr. H. Azhar Affandi menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan komitmen Unpas dalam mendukung diversifikasi pangan melalui kajian akademik dan inovasi teknologi pangan.

“Sebagai institusi akademik, Unpas memiliki peran strategis dalam menghasilkan inovasi berbasis riset yang dapat mendukung pengembangan pangan lokal. Kami siap berkontribusi dalam membangun model ekosistem pangan yang berkelanjutan, termasuk dalam pengolahan dan pemasaran sorgum sebagai bagian dari diversifikasi pangan nasional,” kata Prof. Azhar Affandi.

Kolaborasi ini sejalan dengan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Potensi Sumber Daya Lokal. Regulasi ini mengamanatkan perlunya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha dalam mempercepat diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.

Perlunya Regulasi

Dalam pertemuan tersebut, Bapanas juga menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung perlindungan harga produk pangan lokal dari tekanan impor. Keberlanjutan pengembangan sorgum memerlukan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani dan pelaku usaha dalam negeri agar rantai pasok pangan lokal dapat berkembang secara berkelanjutan.

Di tempat terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi berharap melalui kemitraan strategis seperti ini, sorgum dapat menjadi salah satu komoditas unggulan dalam diversifikasi pangan nasional. "Dengan penguatan di sektor produksi, industri pengolahan, serta dukungan regulasi yang tepat, sorgum berpotensi menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan," ujar Arief. 

Tim Redaksi:
E
M

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait