Koran-jakarta.com || Rabu, 26 Mar 2025, 14:24 WIB

Kenali Penyebab Gangguan Bipolar Afektif, PAFI Berikan Solusi Pengobatan

  • Bipolar
  • Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)

JAKARTA - Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) pafitanahtoraja.org aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyebab gangguan bipolar afektif serta rekomendasi obat yang bisa dikonsumsi bagi penderitanya. Gangguan kesehatan mental ini seringkali dialami remaja hingga orang dewasa. 

Kenali Penyebab Gangguan Bipolar Afektif, PAFI Berikan Solusi Pengobatan

Ket.

Doc: Freepik/carlos-tamsui Kenali Penyebab Gangguan Bipolar Afektif, PAFI Berikan Solusi Pengobatan

Gangguan afektif bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang drastis, dari perasaan gembira atau euforia menjadi sangat sedih. Gangguan ini juga dikenal sebagai depresi manik. Prevalensi gangguan bipolar afektif (BPAD) di Indonesia berkisar antara 0,3%–1,5% dari total gangguan psikologi.

Apa saja faktor penyebab terjadinya gangguan bipolar afektif?

Penyebab gangguan bipolar belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena faktor genetik dan dapat terjadi pada pria maupun wanita. Selain itu, faktor lingkungan sekitar dan gaya hidup juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar. Orang yang sangat kreatif, sensitif, perfeksionis, dan berprestasi tinggi memiliki prevalensi gangguan afektif bipolar yang lebih tinggi. Berikut adalah beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan bipolar afektif yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Faktor riwayat keluarga

Faktor genetik memainkan peran signifikan dalam kerentanan seseorang terhadap gangguan bipolar. Jika ada anggota keluarga dekat (orang tua, saudara kandung) yang menderita gangguan bipolar, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini meningkat secara substansial. Ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi.

2. Ketidakseimbangan kimia dalam otak

Otak kita berfungsi dengan bantuan zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini berperan penting dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, energi, dan berbagai fungsi lainnya. Gangguan bipolar seringkali dikaitkan dengan ketidakseimbangan neurotransmiter tertentu, terutama serotonin, norepinefrin, dan dopamin.

3. Faktor lingkungan

Salah satu penyebab bipolar afektif adalah stres. Peristiwa hidup yang signifikan, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau masalah keuangan, dapat menjadi pemicu episode bipolar. Peristiwa-peristiwa ini dapat memicu perasaan sedih, cemas, atau marah, yang dapat mengganggu suasana hati. Selain itu, perubahan pola tidur, seperti kurang tidur atau tidur berlebihan, dapat memicu episode mania atau depresi.

4. Faktor psikologis dan sosial

Faktor terakhir penyebab gangguan bipolar afektif adalah tekanan psikologis dan sosial. Tekanan sosial, kesulitan dalam hubungan, isolasi sosial, atau diskriminasi dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar. Kemudian, kurangnya dukungan sosial dari keluarga, teman, atau komunitas dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar. Dukungan sosial yang kuat dapat membantu seseorang mengatasi stres dan menjaga keseimbangan suasana hati.

Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gangguan bipolar afektif?

PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) telah melakukan penelitian lanjut mengenai penyebab gangguan bipolar afektif pada remaja hingga orang dewasa. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gangguan bipolar afektif serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:

1. Obat penstabil suasana hati 

Salah satu obat penstabil suasana hati yang akan diresepkan oleh apoteker adalah asam valproat. Asam valproat adalah obat anti kejang yang juga digunakan sebagai penstabil suasana hati. Ini efektif dalam mengobati episode mania dan mencegah perubahan suasana hati. Asam valproat bekerja dengan meningkatkan kadar GABA (asam gamma-aminobutirat) di otak, neurotransmiter yang menghambat aktivitas saraf. 

2. Obat antipsikotik

Beberapa obat antipsikotik atipikal, seperti risperidone, quetiapine, olanzapine, ziprasidone, dan aripiprazole, sering digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar. Mereka efektif dalam mengobati episode mania dan depresi, dan juga dapat membantu menstabilkan suasana hati. Antipsikotik atipikal bekerja dengan mempengaruhi neurotransmiter dopamin dan serotonin di otak. 

Selain mengonsumsi obat-obatan, beberapa cara lain untuk mengurangi gangguan bipolar afektif seperti interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT). IPSRT termasuk psikoterapi yang membantu pasien mengatur pola tidur, makan, dan aktivitas sosial mereka, yang dapat membantu menstabilkan suasana hati. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan apoteker agar mendapatkan rekomendasi obat serta dosis yang sesuai kebutuhan.

(IKN)

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait