Koran-jakarta.com || Selasa, 25 Mar 2025, 16:21 WIB

Distan Kobar Tingkatkan Populasi Sapi Lewat Program Inseminasi Buatan

  • Hewan Ternak

Palangka Raya, 25/3 - Dinas Pertanian Kotawaringin Barat (Distan Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berupaya meningkatkan populasi sapi ternak di daerah setempat lewat program teknologi inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik.

Ket. Petugas Inseminator Distan Kobar melaksanakan inseminasi buatan.

Doc: ANTARA/HO-Distan Kobar

"Program ini dalam rangka mendorong suksesnya program ketahanan pangan berbasis hewani. Semoga upaya ini berdampak positif terhadap peningkatan populasi sapi dan ketahanan pangan di Kobar," kata Kepala Distan Kobar Kris Budi Hastuti di Pangkalan Bun, Selasa.

Inseminasi buatan merupakan metode untuk meningkatkan peluang terjadinya pembuahan dengan menyalurkan sperma (semen) langsung ke saluran reproduksi betina.

"Selain memperbesar peluang kehamilan, metode ini juga bertujuan menghasilkan keturunan sapi dengan mutu genetik yang lebih unggul," katanya.

Pihaknya juga telah melaksanakan program inseminasi buatan di berbagai kecamatan dengan target peningkatan jumlah kelahiran sapi yang lebih baik. Hal ini guna mendukung ketahanan pangan dan ekonomi daerah.

Kris Budi mengungkapkan tahun ini kelahiran sapi hasil IB yang terdata hingga Februari 2025 sebanyak 98 ekor dari lima kecamatan, yakni Kecamatan Arut Selatan 14 ekor, Kumai 18 ekor, Pangkalan Lada 28 ekor, serta Pangkalan Banteng 38 ekor.

Dinas Pertanian mengapresiasi seluruh petugas reproduksi ternak sapi yang telah bekerja keras di lapangan sebagai garda terdepan dalam meningkatkan populasi ternak sapi di Kobar.

“Saya berharap seluruh petugas reproduksi ternak tetap menjaga etika dan memberikan pelayanan terbaik kepada para peternak," katanya.

Pemerintah daerah berharap, program ini terus berlanjut dan mendapat dukungan penuh masyarakat sehingga populasi sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat semakin meningkat.

Dengan demikian, sektor peternakan di wilayah ini bisa menjadi salah satu pilar ekonomi yang kuat bagi para peternak dan masyarakat sekitar.

Dalam implementasinya, para petugas lapangan dan inseminator diterjunkan untuk memberikan layanan IB kepada para peternak secara gratis atau dengan biaya terjangkau.

Selain itu, pemerintah memberikan pendampingan teknis agar peternak dapat memahami cara merawat sapi bunting dan anak sapi yang lahir dari program ini.

Seorang petugas inseminator, Pramu, mengungkapkan bahwa proses IB yang ditangani pihaknya lahir normal. Hasil kelahiran sapi menunjukkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan induknya.

“Hal ini karena bibit straw yang digunakan merupakan kualitas unggulan dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang, Jawa Timur,” kata dia.

Tim Redaksi:
A
-

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait