Koran-jakarta.com || Jum'at, 15 Des 2023, 15:59 WIB

Proyek Percontohan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di KEK Labuan Bajo Diluncurkan

  • KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Pengelolaan Sampah
  • Labuan Bajo
  • Percontohan

JAKARTA - GoTo Impact Foundation (GIF) bersama konsorsium changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) meluncurkan proyek percontohan pengelolaan sampah di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Labuan Bajo, NTT. Dengan nama Golo Mori: Todo Cama, yang berarti tumbuh bersama pengelolaan sampah untuk pertanian regeneratif diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal.

Proyek Percontohan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di KEK Labuan Bajo Diluncurkan

Ket. GIF bersama konsorsium changemakers dari CCE meluncurkan proyek percontohan pengelolaan sampah di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Labuan Bajo.

Doc: istimewa Proyek Percontohan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan di KEK Labuan Bajo Diluncurkan

Chairperson dari GoTo Impact Foundation Monica Oudang mengatakan, potensi Golo Mori menjadi KEK didaulat bisa mendorong Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo menjadi pariwisata kelas dunia. Pertumbuhan pariwisata ini bisa menjadi peluang peningkatan ekonomi bagi Desa Golo Mori yang akan menjadi tetangga KEK.

"Namun pertumbuhan ini juga bisa menjadi tantangan bagi masyarakat desa bila belum diimbangi dengan pelestarian lingkungan yang bebas dari sampah serta pengembangan agrikultur sebagai potensi ekonomi," kata dia melalui siaran pers, Jumat (15/12).

Pada 2022, Labuan Bajo dan wilayah sekitar masih menghadapi tantangan terkait 16 ton sampah yang masuk ke TPA setiap hari. Selain itu, sekitar 70 persen masyarakat Desa Golo Mori bekerja sebagai petani sehingga kontribusi agrikultur terhadap perekonomian masih dominan. Namun, bila masyarakat Desa Golo Mori masih belum mempraktikkan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, peningkatan ekonomi dapat terhambat.

"Setelah tiga tahun berjalan, GIF sebagai organisasi penggerak dampak yang didirikan oleh Grup GoTo, menyadari bahwa satu permasalahan saling terkait erat dengan permasalahan lain, sehingga upaya yang dilakukan sendiri-sendiri tidak cukup untuk menghasilkan perubahan sistemik jangka panjang. Oleh karena itu, GIF menghadirkan CCE yang menggunakan pendekatan innovation ecosystem sebagai cara baru untuk menjawab permasalahan serta potensi di Desa Golo Mori," paparnya.

Melalui CCE, GIF berusaha memobilisasi dan menyatukan pembuat dampak, pendanaan, pengetahuan, dan keahlian untuk berinovasi bersama agar bisa menyelesaikan masalah iklim lebih cepat, berkelanjutan, dan dalam skala besar. Pada 2023, CCE bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI (Kemenparekraf) sebagai mitra strategis dalam pengelolaan sampah di kawasan strategis destinasi wisata melalui intervensi ekonomi sirkular.

Pada gelombang kedua yang berlangsung sejak Maret 2023, CCE menggabungkan 50 changemakers (pembawa perubahan), yang terdiri dari organisasi masyarakat sipil yang dekat dengan masalah di lapangan serta startup sebagai penyedia teknologi, ke dalam Catalyst Changemakers Lab. Di dalam Lab, para changemakers mendapatkan pengembangan kapasitas dan berkolaborasi membentuk konsorsium untuk menyusun solusi inovatif.

"Dari 16 solusi yang tercipta, tiga di antaranya terpilih untuk diimplementasikan melalui proyek percontohan," uncap Monica.

Salah satu konsorsium terpilih, yaitu Divers Clean Action, Karma Bumi, Kole Project, dan Sky Volunteer (Synersia), akan menjalankan proyek percontohan Golo Mori Todo Cama di Desa Golo Mori. Proyek ini yang merupakan hasil kolaborasi dengan masyarakat dan Pemerintah Desa Golo Mori, Politeknik El Bajo Commodus, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan beberapa dinas terkait seperti Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat, serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Wakil Bupati Kabupaten Manggarai Barat dr. Yulianus Weng, M. Kes, turut mengapresiasi proyek percontohan Golo Mori: Todo Cama. Ia mendukung penuh upaya pengembangan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah dan pertanian regeneratif dan permakultur, yang sekaligus dapat menjaga kesehatan dan kelestarian lahan.

"Dengan sinergi antar-dinas, badan terkait, serta masyarakat, diharapkan proyek ini dapat terjaga keberlangsungannya untuk menciptakan Manggarai Barat yang bersih, tangguh, dan mandiri," katanya.

Jeffri Ricardo, selaku perwakilan dari konsorsium penggagas Golo Mori: Todo Cama menjelaskan bahwa proyek percontohan akan memberikan dampak nyata melalui empat solusi utama. Pertama, pengelolaan sampah terpadu dengan membentuk sistem pengelolaan sampah yang meliputi kegiatan edukasi, serta pengadaan fasilitas mulai dari kotak sampah, TPS, penjemputan sampah, sampai pengolahan sampah organik dan anorganik.

Kedua, ketahanan pangan masyarakat melalui pendampingan edukasi dan aplikasi pertanian regeneratif dengan prinsip ramah lingkungan. Di samping itu juga adopsi prinsip permakultur, pemanfaatan energi terbarukan biochar cookstove, serta diversifikasi tanaman.

Ketiga, diversifikasi ekonomi melalui pengembangan ekonomi sirkular dari agribisnis sehingga bisa menjadi mitra usaha pelaku pariwisata yang berada di KEK dan Labuan Bajo untuk membantu masyarakat memiliki sumber penghasilan yang tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata. Keempat wisata aman berbasis masyarakat melalui investasi kemampuan dasar manajemen bencana pada masyarakat Desa Golo Mori berdasarkan data spasial yang dihasilkan.

"Proyek percontohan yang kami gagas bersama GIF diharapkan dapat meningkatkan skor Desa Tangguh Bencana (Destana) dari level Pratama menjadi level Utama, menargetkan 100 persen pengelolaan sampah organik untuk kebutuhan pertanian, 2000 kg/bulan sampah anorganik menjadi bahan baku daur ulang dan dijual dalam bentuk kreasi produk yang bernilai ekonomi, serta peningkatan pendapatan rata-rata petani lokal sebesar 30% melalui praktik pertanian regeneratif dan permakultur," tambah Jeffri.

"Kami berharap, CCE dan proyek percontohan ini bisa mendorong Golo Mori menjadi desa wisata penyangga KEK yang berdaya, tangguh, dan berkelanjutan, dan proyek percontohan ini bisa diadopsi dengan mudah oleh destinasi wisata lain di Nusa Tenggara Timur ataupun di Nusantara. Saya mengundang semua elemen masyarakat untuk Bergerak, Berdampak, Bersama, dalam menciptakan masa depan yang lestari melalui intervensi ekonomi sirkular di Indonesia," tutup Monica.

Tim Redaksi:
H
L

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Haryo Brono

Artikel Terkait