Koran-jakarta.com || Rabu, 19 Okt 2022, 07:00 WIB

IDAI Laporkan Ada 78 Kasus Gagal Ginjal di September 2022, Orangtua Harus Waspada

  • ISPA
  • Gagal Ginjal

"Selama proses perawatan pasien Gagal Ginjal Akut akan diberikan Intravena Immunoglobulin (IVIG). Sebelum diberikan, rumah sakit harus mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan," kata Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Yanti Herman.

IDAI Laporkan Ada 78 Kasus Gagal Ginjal di September 2022, Orangtua Harus Waspada

Ket.

Doc: Istimewa IDAI Laporkan Ada 78 Kasus Gagal Ginjal di September 2022, Orangtua Harus Waspada

Apabila fasyankes tidak memiliki akun SKDR, bisa melaporkan ke Dinkes dengan mengisi Formulir Penyelidikan Epidemologi (PE) yang dapat diunduh di https://skdr/surveilans.org dan mengirimkannya ke PHEOC melalui nomor WhatsApp 087777591097 atau email [email protected] atau [email protected].

Yanti mengatakan gagal ginjal akut diketahui menyerang anak di rentang usia 6 bulan hingga 18 tahun, paling banyak terjadi pada balita.

Gejala awal berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA, gejala khas adalah jumlah air seni yang semakin berkurang. Pada kondisi fase lanjut, harus segera dibawa ke rumah sakit, kata Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Yanti Herman menambahkan.

Untuk itu, bagi orang tua yang memiliki gejala seperti di atas terutama pada rentang usia tersebut, diminta lebih waspada dengan aktif melakukan pemantauan tanda bahaya umum serta pemantauan jumlah dan warna urin (pekat atau kecoklatan), serta pastikan anak mendapatkan cairan yang cukup dengan minum air.

"Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6 hingga 8 jam saat siang hari, segera bawa anak anda ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI Yanti Herman.

Menurut laporan IDAI, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat sejak Agustus 2022. Puncaknya terjadi pada September 2022 dengan 78 kasus.

"Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang, selalu hati-hati dan waspada. Karena Kemenkes secara aktif terus melakukan pemantauan dan pelacakan kasus di masyarakat untuk menemukan kasus gagal ginjal akut sedini mungkin," kata laporan IDAI.

Salah satunya dengan melaporan penyakit gagal ginjal akut pada anak maupun penyakit menular lainnya melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Event Baeed Surveillance (SKDREBS)/ Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) di https://skdr.surveilans.org dalam waktu kurang dari 24 jam.

Tim Redaksi:
M
F

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Mafani Fidesya

Artikel Terkait