Kelewat Ganas, Rusia Siap Gunakan Senjata Pemusnah Massal dalam Perang Hingga Buat NATO Ketar-ketir
- NATO
- Nuklir
- Perang Russia-Ukraina
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melalui Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg, memperingatkan Rusia menghentikan konfrontasi penggunaan senjata nuklir pada Kamis (24/3). Stoltenberg dalam keterangannya bahkan menyebut konfrontasi tersebut sebagai tindakan tidak bertanggung jawab.

Ket. Ilustrasi Ledakan Senjata Pemusnah Massal Jenis Nulkir.
Doc: Istimewa
"Rusia harus menghentikan retorika nuklir berbahaya yang tidak bertanggung jawab ini," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers menyambut Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) NATO di Brussels.
Lebih lanjut Stoltenberg menekankan bahwa Rusia tidak akan memenangi perang sekalipun menggunakan senjata nuklir.
Rusia harus mengerti itu tidak akan bisa memenangkan perang nuklir," lanjut Stoltenberg.
Pernyataan Stoltenberg merupakan kecaman atas rencana Rusia yang menyebut pihaknya tak segan akan menggunakan senjata nuklir apabila menghadapi ancaman eksistensial.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan setiap negara tak terkecuali Rusia memiliki prinsipnya masing-masing dalam menjaga kedaulatan negaranya termasuk menggunakan senjata nuklir sekalipun.
"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri dan bersifat publik, Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir. Jadi jika itu adalah ancaman eksistensial bagi negara kami, maka itu dapat digunakan sesuai dengan kami," ujar Peskov dilansir Reuters, Rabu (23/22).
Anda mungkin tertarik:
Pada kesempatan terpisah, seorang pakar militer Ukraina, Vyacheslav Tseluiko menghimbau untuk tidak mengabaikan ancaman perang nuklir. Menurutnya, sangat mungkin bagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan serangan nuklir.
"Mengingat kegilaan Putin, perang nuklir tidak dapat dikesampingkan," kata dia seperti dikutip dari Kyiv Independent.
Tak hanya nuklir, Stoltenberg juga mewanti-wanti bahwa Rusia juga akan menggunakan senjata jenis biologis, dan kimia dalam perangnya di Ukraina. Dirinya juga mengatakan NATO berencana menempatkan sebanyak 40 ribu pasukan di Baltik hingga Laut Hitam. Langkah ini menurut Stoltenberg dilakukan untuk melindungi sekutu dari segala ancaman yang mungkin terjadi setiap waktu.
"Tapi, jangan ada keraguan tentang kesiapan kita untuk melindungi dan membela sekutu dari ancaman apa pun, kapan saja," ujar Stoltenberg.