Koran-jakarta.com || Selasa, 18 Mei 2021, 08:45 WIB

Dunia Sedang Menuju Ekonomi Biru

  • Pembangunan Berkelanjutan
  • Ekonomi Biru

JAKARTA - Tren atau kecenderungan dunia saat ini menuju penerapan ekonomi biru seutuhnya. Karena itu, dibutuhkan inovasi dan gagasan baru untuk melahirkan solusi dalam mencapai target blue economy meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.

Dunia Sedang Menuju Ekonomi Biru

Ket.

Doc: istimewa Dunia Sedang Menuju Ekonomi Biru

"Saya minta seluruh jajaran mulai dari bawah, apalagi kita akan menuju ekonomi biru. Di seluruh dunia saat ini menuju ekonomi biru," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam acara halalbihalal KKP yang digelar secara virtual di Jakarta, Senin (17/5).

Menurut dia, penekanan kepada ekonomi biru penting karena yang ingin dicapai tidak sebatas keuntungan finansial, tapi juga keberlanjutan ekosistem perikanan sesuai dengan konsep ekonomi biru yang saat ini menjadi acuan banyak negara.

Dia mengingatkan target utama KKP di antaranya mendorong produktivitas perikanan budi daya berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan nelayan, dengan sejumlah program prioritas mulai dari membangun kampung-kampung budi daya berbasis kearifan lokal, hingga meningkatkan PNBP dari sumber daya alam perikanan tangkap.

"Budi daya pun bisa mencemari laut. Nah, ini harus kita berpikir bagaimana tidak mencemari laut. Maka budi daya dengan teknologi, dengan cara-cara yang lebih bagus," tegasnya.

Hal tersebut, lanjutnya, menjadi tantangan yang menarik dan dirinya optimistis bahwa hal itu dapat dilakukan dengan dukungan seluruh jajaran dan semangat ala dreamteam.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan ekonomi biru (blue economy) menjadi arah kebijakan ekonomi yang akan dikembangkan Indonesia untuk mengelola potensi maritim.

"Apa yang disebut ekonomi biru, inilah yang menjadi arah kebijakan ekonomi yang sedang kita kembangkan. Blue economy ini jadi betul-betul target pemerintah untuk kita bisa implementasikan," kata Menko Luhut dalam webinar, beberapa waktu lalu.

Menko Luhut menjelaskan sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sektor kemaritiman sangat besar. Indonesia yang 75 persen wilayahnya merupakan lautan, memiliki potensi ekosistem terumbu karang yang luasnya mencapai 2,5 juta hektare serta bakau (mangrove) seluas 3,31 juta hektare. Potensi tersebut dinilai memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.

Keunggulan Kompetitif

Pengembangan ekonomi maritim, lanjut Menko Luhut, akan diarahkan untuk mentransformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Hal itu bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi sekaligus jadi motor pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja, dalam sejumlah kesempatan menyatakan program Desa Inovasi yang dikembangkan KKP adalah dalam rangka menerapkan konsep Ekonomi Biru yang telah lama dicanangkan oleh pemerintah.

Sjarief mencontohkan seperti budi daya ikan gabus, di mana dari hulu dimulai dari pembenihan, lalu diproses hingga diperoleh albumin atau ekstrak dari gabus yang bermanfaat antara lain dalam membantu pemulihan pasca-operasi dalam hal regenerasi sel. Hal itu, ujar dia, juga membuktikan bahwa produk hasil natural resources atau sumber daya laut Nusantara selain dapat dikonsumsi, juga memiliki added value atau nilai tambah yang tinggi.

"BRSDM KKP tengah mengembangkan albumin di Desa Gabus di Ciseeng. Selain itu terdapat Kampung Nila di Dusun Bokesan, Sleman; Kampung Rajungan di Desa Betahwalang, Demak; Kampung Sidat di Desa Kaliwungu, Cilacap," ungkap Kepala BRSDM.

Tim Redaksi:
A
M

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait