Koran-jakarta.com || Minggu, 28 Feb 2021, 14:06 WIB

Jumlah “Crazy Rich Indonesians” Diperkirakan akan Naik 67 Persen

  • Indonesia
  • Superkaya

LONDON - Jumlah orang superkaya di Indonesia (crazy rich Indonesians) diperkirakan akan jauh melewati jumlah di Tiongkok dalam lima tahun ke depan, di tengah peluncuran vaksin Covid-19 dan didukung dengan pemulihan ekonomi.

Jumlah “Crazy Rich Indonesians” Diperkirakan akan Naik 67 Persen

Ket.

Doc: BBC/Getty Images Jumlah “Crazy Rich Indonesians” Diperkirakan akan Naik 67 Persen

Perkiraan perusahaan properti yang bermarkas di London, Knight Frank Wealth Report 2021, menunjukkan jumlah orang super kaya akan naik 67 persen dalam lima tahun ke depan sampai 2025.

"Jumlah orang dengan nilai individual ultra tinggi yakni mereka dengan kekayaan 30 juta dollar AS ke atas (427 miliar rupiah) diperkirakan akan meningkat 67,2 persen dalam lima tahun ke depan," kata Victoria Garret, kepala unit residensial Knight Frank untuk Asia-Pasifik kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin, Jumat (26/2).

"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Tiongkok daratan yang diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 46,3 persen," imbuh dia.

Tetapi dari sisi jumlah individu, menurut Victoria, orang superkaya di Tiongkok pada 2025 diperkirakan menjadi 103.000 sementara Indonesia sekitar 1.000.

Laporan Knight Frank ini secara resmi akan diluncurkan pada Selasa (2/3) dengan kategori kekayaan di atas 427 miliar rupiah termasuk aset rumah.


Penduduk Muda dan Meningkatnya Kelas Menengah

Tidak ada rincian di sektor mana saja orang superkaya ini akan muncul, namun faktor pendorong adalah populasi muda.

"Tak ada informasi rinci dari sektor mana saja individu ini muncul, namun yang dapat kami katakan adalah dalam jangka panjang, perekonomian Indonesia akan tumbuh pesat karena besarnya populasi muda dan meningkat pesatnya kelompok menengah," tulis Knight Frank Wealth Report 2021.

"Faktor-faktor inilah yang dapat bertahan pada jangka panjang. Selain itu, faktor ini terkait juga dengan meningkat pesatnya sektor konsumen dan individu-individu yang terkait sektor ini adalah mereka yang menikmati keuntungan ini," imbuh Knight Frank Wealth Report 2021.

"Salah satu contoh adalah Go-Jek yang berkembang dari aplikasi transportasi menjadi aplikasi super untuk pembayaran dan pesan antar," kata Victoria lagi.

Victoria juga mengatakan program vaksinasi (yang dimulai Januari lalu) akan membantu pemulihan ekonomi Indonesia karena sentimen di lapangan membaik dan akan membuka jalan pertumbuhan kemakmuran.


Pusat Kemakmuran Dunia Adalah Asia

Dalam wawancara dengan Nikkei Asia, Victoria Garrett mengatakan negara-negara seperti Indonesia dan Tiongkok, dengan pasar besar yang terus meningkat, membuat Asia sebagai pusat meningkatnya kemakmuran.

"Dalam satu dekade terakhir, kawasan ini berkembang dengan meningkatnya teknologi dan infrastruktur secara pesat," katanya seperti dikutip Nikkei. "Hal ini membuat bisnis dan kemakmuran di kawasan meningkat pesat," kata Victoria.

Kenaikan orang superkaya sebesar 67 persen ini adalah yang tertinggi, bukan hanya di Asia tetapi di seluruh dunia.

Setelah Indonesia, jumlah orang super aya yang meningkat, terjadi di India, dengan kenaikan tahunan 63 persen. Hal itu menempatkan dua negara Asia di posisi teratas.

Polandia, Swedia, Prancis dan Selandia Baru menduduki tempat ketiga sampai keenam. Sementara Tiongkok daratan berada di tempat ketujuh, dengan kenaikan orang superkaya sebesar 46 persen.

Berdasarkan kawasan, Asia memimpin dengan jumlah individu yang sangat kaya diperkirakan berjumlah 39 persen dalam lima tahun sampai 2025, disusul dengan Afrika dengan kenaikan 33 persen.

Perkiraan kenaikan di tingkat global adalah 27 persen dengan jumlah untuk Amerika Utara, Timur Tengah, Amerika Latin dan Eropa berkisar antara 23-25 persen.


Peluang di Tengah Pandemi Covid-19

Menurut data Knight Frank, jumlah taipan di Asia Pasifik paling tinggi dibandingkan kawasan lain dan mencapai 36 persen dari data dunia. Dan pada 2025, jumlah orang superkaya di Asia Pasifik diperkirakan mencapai seperempat dari jumlah orang kaya dunia.

Victoria Garrett, juga dalam wawancara dengan Nikkei Asia, mengatakan pandemi Covid-19 memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia, namun secara umum, Asia Pasifik beradaptasi dengan adanya tren dan peluang baru, sehingga memperkuat posisi sebagai kawasan orang superkaya.

"Vaksin telah diluncurkan di seluruh dunia, dan individu yang super kaya di Asia Pasifik lebih percaya diri dalam upaya pemulihan," kata Victoria.

Menurut data dari Fitch Solutions bulan ini, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia akan cukup baik. Laporan Fitch menunjukkan pertumbuhan Tiongkok diperkirakan 10,2 persen pada 2021, setelah melambat hanya 2,3 persen pada 2020, dan Tiongkok akan menjadi negara Asia dengan pertumbuhan terpesat.

"Kami perkirakan India akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi kedua tertinggi dengan 9,5 persen menyusul kontraksi pada 2020 sebesar 8,6 persen," lapor Fitch Solutions.

Pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia diperkirakan meningkat antara 4,5 persen sampai 5,5 persen tahun ini setelah kontraksi hampir 2,1 persen pada 2020.

Sementara itu program vaksinasi dimulai Januari lalu dengan sasaran 181 juta orang (70 persen penduduk), divaksin pada Maret 2022.

Namun, momentum pemulihan ekonomi masih dibayangi ketidakpastian.

"Pada 2021, kami tetap berhati-hati dalam memperkirakan pulihnya permintaan domestik," kata Sung Eun Jung, seorang ekonom di Oxford Economics yang menulis laporan tentang Indonesia bulan ini.

"Pengetatan kembali kegiatan masyarakat di Jawa-Bali pada Januari akan menyebabkan semakin melemahnya momentum pemulihan ekonomi terkait konsumsi," kata Sung kepada Nikkei Asia. BBC/I-1

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Ilham Sudrajat

Artikel Terkait