Koran-jakarta.com || Sabtu, 19 Okt 2019, 06:00 WIB

Jokowi Perlihatkan sebagai Komunikator Hebat

JAKARTA - Selama periode pemerintahan 2014-2019, Presiden Joko Widodo dianggap masyarakat memiliki kemampuan sebagai komunikator yang baik. Namun, sayangnya kemampuan ini tidak dimiliki sebagian besar para menterinya. "Sebagai presiden yang memiliki tingkat popularitas yang tinggi, Jokowi juga dinilai bisa berpikir out of the box. Namun, apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi tidak sepenuhnya diikuti oleh para menteri atau anggota kabinet lainnya," kata Ketua Program Studi Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Sahid, Pinckey Triputra saat memaparkan hasil analisis riset komunikasi di Jakarta, Jumat (18/10).

Jokowi Perlihatkan sebagai Komunikator Hebat

Ket.

Doc: ISTIMEWA Jokowi Perlihatkan sebagai Komunikator Hebat

Pinckey mengungkapkan kegiatan untuk terus bisa berhubungan dengan rakyat sering dilakukan oleh Jokowi dengan menggunakan media sosial. "Kemampuan ini makin mendorong popularitas Jokowi," jelasnya. Kesimpulan ini merupakan hasil analisis dari diskusi dengan para unsur masyarakat melalui Focus Group Discussions (FGD) yang diselenggarakan Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta bekerjasama dengan komunitas peneliti yang tergabung dalam asosiasi Conquire pada 28 September 2019. FGD dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif terhadap beberapa kelompok spesifik yang mewakili masyarakat di Jakarta.

Komunikasi Kabinet

Tema yang diangkat adalah mengenai Kinerja dan Komunikasi Politik Kabinet 2014-2019 dan Harapan Masa Depan Kabinet Kerja II yang disusun oleh presiden yang baru terpilih pada pemilu 2019. Salah satu hasil temuan, yakni Jokowi dianggap mampu menciptakan suasana yang mendorong ke arah dialog yang lebih terbuka dan Presiden Jokowi dinilai mempunyai kompetensi komunikasi dalam menyajikan pesan yang jelas, dan atraktif.

Di samping itu, Presiden Jokowi juga mampu untuk mengakomodasi kepentingan masyrakat, khususnya masyarakat diperbatasan dengan membuka akses komunikasi yang setara. Peserta FGD setuju mengatakan bahwa bahwa banyak menteri yang tidak kredibel di bidang komunikasi politiknya. Tidak memiliki strategi manajemen dalam krisis komunikasi. Tidak memiliki kecepatan dalam memberikan respon jika terjadi krisis komunikasi seperti hoax, fake news dan sebagainya. "Perbedaan ini menyebabkan Jokowi dinilai baik dalam berkomunikasi sedangkan para menterinya dinilai buruk," kata Pinckey. yok/AR-3

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait