Siti Nurbaya: Jadilah Pribadi yang Jujur
Di tengah kesibukannya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK), Siti Nurbaya Bakar menyempatkan waktu menerima tiga siswa dari Taruna Nusantara, yaitu Andira Mega L, Andi Adhyaksa, dan Muhammad Daffa Nur. Ketiga siswa ini diterima di ruang kerja menteri di lantai 4 Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Rabu (20/12).

Ket.
Doc: ISTIMEWA
Dalam pertemuan tersebut, para siswa Taruna Nusantara itu sangat antusias bertanya tentang kisah hidup Siti Nurbaya, hingga dipercaya sebagai Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019.
Menteri LHK yang mantan Sekjen Depdagri ini menceritakan bahwa didikan sang Ibu telah membentuknya menjadi pribadi dengan mental pekerja keras, tanggung jawab dan penuh disiplin.
Pernah saat masih kecil, ketika tinta penanya tumpah, ia tak berani memberitahunya pada sang Ibu. ''Saya bertanggung jawab dengan mengumpulkan uang jajan untuk mengganti tinta itu,'' kisah menteri alumni IPB ini.
Siti Nurbaya mengaku pernah merasa sangat terpukul saat Ibunya meninggal dunia, sesaat menjelang dirinya masuk ke Perguruan Tinggi. Namun, berkat semangat yang diajarkan sedari kecil, ia berhasil menamatkan pendidikan dan meneruskan pendidikan di International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede, Belanda, serta S3 IPB dengan Siegen University, Jerman.
Terkait kiprahnya di dunia birokrasi, Siti Nurbaya menceritakan bahwa dimulai dari jenjang karier paling bawah, hingga menduduki beberapa posisi strategis. Sebagai PNS, ia terakhir menjabat sebagai Sekjen DPD RI. "Moto hidup yang terpenting itu adalah kejujuran. Pintar itu penting, tapi mengedepankan kejujuran jauh lebih penting,'' tegasnya.
Ketiga siswa Taruna Nusantara juga sempat menanyakan pandangan Siti Nurbaya perihal kebijakan-kebijakan KLHK yang terkadang banyak mendapatkan penolakan.
Anda mungkin tertarik:
Menurut Siti Nurbaya, penolakan yang terjadi itu wajar, karena setiap kebijakan tentu bersinggungan dengan banyak kepentingan. Contohnya saja di KLHK, saat diterapkan kebijakan yang belum pernah ada sebelumnya, atau lebih tegas dari sebelumnya, maka ada saja pihak-pihak yang merasa terganggu. ''Yang penting, pemerintah posisinya harus selalu objektif, tidak boleh berpihak. Karena pemerintah adalah simpul dari segala negosiasi antarpihak berkepentingan,'' ungkap Menteri Siti.
''Peran pemerintah itu tidak boleh lalai. Kuncinya adalah komunikasi, sehingga kebijakan yang dihasilkan bisa diterima dan ditaati semuanya demi kebaikan bersama,'' tambahnya.
Diakhir pertemuan, Menteri Siti Nurbaya kembali mengingatkan agar para siswa belajar sungguh-sungguh, dan mempertahankan sikap disiplin. ''Jadilah pribadi yang jujur. Karena kejujuran itu modal terpenting dalam hidup kita,'' nasihatnya. ags/E-3