Senin, 18 Nov 2024, 02:50 WIB

20.000 Orang Mengungsi Akibat Kekerasan Geng di Haiti

Seorang warga Haiti mengungsi dari Distrik Solino di Ibu Kota Port-au-Prince pada Sabtu (16/11) setelah geng kriminal menguasai wilayah itu sehari sebelumnya.

Foto: AFP/Clarens SIFFROY

JENEWA - Lebih dari 20.000 orang telah mengungsi di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dalam empat hari, kata badan PBB pada Sabtu (16/11), saat penduduk melarikan diri dari kekerasan geng yang telah melumpuhkan negara Karibia yang bermasalah itu.

“Keterasingan Port-au-Prince memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah buruk,” kata Gregoire Goodstein, kepala Haiti untuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). “Kemampuan kami untuk menyalurkan bantuan sudah mencapai batasnya. Tanpa dukungan internasional segera, penderitaan akan bertambah parah secara eksponensial,” imbuh dia.

IOM mengatakan bahwa sekitar 17.000 dari sekitar 20.000 orang yang baru-baru ini dipaksa pindah sudah berada di perumahan sementara, banyak di antaranya yang telah mengungsi berkali-kali. “Skala perpindahan seperti itu belum pernah terjadi sejak Agustus 2023,” kata badan migrasi dalam rilis berita.

Haiti menyaksikan pelantikan Perdana Menteri Alix Didier Fils-Aime pada Senin (11/11) lalu, menggantikan perdana menteri yang lengser Garry Conille.

Kejahatan dengan kekerasan di Port-au-Prince tetap tinggi, dengan geng-geng bersenjata lengkap yang menguasai sekitar 80 persen kota secara rutin menargetkan warga sipil, meskipun pasukan internasional yang dipimpin Kenya telah dikerahkan untuk membantu polisi Haiti yang kalah senjata memulihkan ketertiban. Kekerasan terkait geng telah menyebabkan hampir 4.000 kematian tahun ini, menurut kantor hak asasi manusia PBB. SB/AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: