![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pacu Konsumsi Ikan di Jawa
Moh Abdi Suhufan, Pengamat sektor kelautan
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Pemerintah perlu meningkatkan konsumsi ikan di Pulau Jawa yang dinilai masih jauh di bawah rerata nasional. Langkah tersebut diharapkan dapat menggenjot permintaan ikan di dalam negeri di tengah melemahnya konsumsi global.
Pengamat sektor kelautan, Moh Abdi Suhufan, di Jakarta, Minggu (27/12), mengungkapkan tingkat konsumsi ikan dari enam provinsi di Jawa hanya sekitar 36,37 kg per kapita. Padahal, populasi penduduk Jawa sangat besar.
Menurut dia, dibandingkan dengan angka nasional yang telah mencapai 54,49 kg/ kapita, realisasi konsumsi ikan di Jawa cukup memprihatinkan sehingga perlu ada upaya untuk menggenjotnya.
- Baca Juga: Nelayan terdampak cuaca buruk
- Baca Juga: BEI Catat 19 Perusahaan Beraset Jumbo Antre IPO di Pasar Modal
Abdi, yang juga menjabat sebagai Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, itu juga berpendapat bahwa pemerintah perlu bekerja keras untuk terus meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Pulau Jawa.
"Agak ironis karena selama ini perdagangan dan transportasi ikan selalu menuju pelabuhan di Pulau Jawa, tapi tingkat konsumsi ikan justru rendah," kata Abdi.
Dia mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi melemahnya permintaan ikan global akibat pandemi dengan menggenjot konsumsi dalam negeri. Selain itu, ujar dia, berbagai program Gemar Makan Ikan yang selama ini di kampanyekan Kementerian Kelautan dan Perikanan dinilai lebih sebagai kegiatan yang bersifat seremonial belaka.
"Program tersebut tidak segmentatif dan berlaku seragam di seluruh Indonesia," katanya.
Padahal, Abdi mengingatkan, dengan tingkat makan ikan orang Papua, Maluku, dan Sulawesi yang sudah tinggi, maka semesti nya KKP membuat strategi dan pendekatan khusus dan segmentatif per wilayah, terutama untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Pulau Jawa.
Sementara itu, peneliti DFW-Indonesia, Hidayat Azis, menyarankan agar upaya meningkatkan konsumsi ikan di Pulau Jawa perlu melibatkan Kementerian lain dan pemerintah provinsi. Selain itu, dia menyarankan agar KKP bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan perlu bekerja sama membuat program edukasi tentang manfaat dan nilai gizi ikan kepada masyarakat di Pulau Jawa.
Ubah Kesan Kumuh
Sementara itu, pada kesempatan lain, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, ingin mengubah citra pasar ikan. Pengganti Edhy Prabowo itu hendak menghilangkan kesan kumuh pada pasar ikan dengan membuatnya menjadi lebih higienis dan bersih.
Trenggono pun bergerak cepat mengumpulkan masukan dari masyarakat. Dia pun melakukan blusukan sekaligus menghabiskan akhir pekan pertamanya sebagai menteri, dengan berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Muara Angke dan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, yang terletak di pesisir utara Jakarta. ers/Ant/E-10
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
- 5 Australia Tuduh Jet Tempur Tiongkok Lakukan Tindakan Tak Aman
Berita Terkini
-
Genap 75 tahun, BTN Berikan Apresiasi Penghargaan Kepada Mitra Pengembang, Desainer dan Inovator Rumah
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia