Xi Jinping: Beijing dan Washington Harus Temukan Cara Bersahabat
Xi Jinping
Foto: AntaraJAKARTA – Terpilihnya Donald Trump kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengubah tatanan geopolitik dunia. Trump seperti diperkirakan bakal menghidupkan kembali narasi perang dagang dengan Tiongkok. Meskipun sebenarnya empat tahun era Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat, kebijakan perang dagang dari Donald Trump tak satu pun dicabut. Namun, Biden berhasil membangun narasi yang jauh lebih bersahabat dengan Tiongkok. Sementara Donald Trump, sebagaimana disaksikan selama masa 2018–2020, setiap hari adalah perang dagang.
Risikonya tidak saja memanaskan tensi geopolitik, tapi juga membuat prospek ekonomi global semakin suram. Namun lepas dari itu semua, tentu Donald John Trump tak sendiri di Gedung Putih. Seperti yang sudah-sudah, selama empat tahun menjadi Presiden, peran para pemikir dan elite-elite yang mendampingi Donald Trump sebagai Kepala Negara juga tak bisa diabaikan. Seperti diketahui, perang dagang merupakan kebijakan Presiden Donald Trump untuk menstabilkan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengalami defisit perdagangan pada tahun 2018.
Defisit perdagangan terbesar dalam neraca perdagangan Amerika Serikat disumbang oleh Tiongkok. Oleh sebab itu, Donald Trump menetapkan kebijakan perang dagang dengan Tiongkok dengan menaikkan tarif bea impor yang kemudian dibalas hal serupa oleh Tiongkok.
Pakar ilmu ekonomi dari Universitas Airlangga, Surabaya, Rossanto Dwi Handoyo, mengatakan potensi perang dagang AS-Tiongkok dan penurunan kelas menengah akan berdampak langsung ke Indonesia. “Itu terjadi karena perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok,” kata Rossanto. Perang dagang akan mendorong Tiongkok mencari pasar baru, salah satunya Indonesia. Ini akan memukul daya saing produk lokal. Akibatnya, banyak pedagang lokal yang terpaksa mengurangi jumlah karyawan. Ini kemudian berdampak pada penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah perlu mengantisipasi ini dengan memperkuat UMKM lewat berbagai kebijakan seperti subsidi bunga.
Harapan Xi Jinping
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada hari Kamis (7/11), mengatakan, Beijing dan Washington harus menemukan cara untuk bersahabat dalam sebuah pesan kepada Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Dikutip dari The Straits Times, kemenangan telak Trump dalam pemilihan presiden mengawali era ketidakpastian baru di AS dan dunia, dan menggabarkan kemungkinan pergeseran dalam hubungan AS-Tiongkok, yang telah tegang dalam beberapa tahun terakhir atas segala hal mulai dari perdagangan hingga status Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Dalam pesan pertamanya kepada Trump sejak mantan presiden tersebut memperoleh masa jabatan kedua, Xi mengatakan “sejarah telah menunjukkan Tiongkok dan Amerika Serikat mendapat keuntungan dari kerja sama dan menderita akibat konfrontasi”, kata lembaga penyiaran pemerintah CCTV (China Central Television). “Hubungan Tiongkok-AS yang stabil, sehat, dan berkelanjutan merupakan kepentingan bersama kedua negara dan sejalan dengan harapan masyarakat internasional,” kata Xi. Ia meminta Washington dan Beijing untuk memperkuat dialog dan komunikasi dan mengelola perbedaan dengan tepat. “Kedua negara harus menemukan cara yang benar... untuk hidup berdampingan di era baru ini, demi memberi manfaat bagi kedua negara dan dunia,” kata Xi.
Redaktur: Vitto Budi
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 2 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 3 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 4 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan
- 5 Panglima TNI Akan Kerahkan Babinsa Bantu Reboisasi Hutan