
Wow, Untuk Sasar 82,9 Juta Penerima MBG, Dibutuhkan Tambahan Rp25 Triliun per Bulannya
Foto: AntaraJAKARTA - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan pihaknya membutuhkan tambahan 25 triliun rupiah per bulan untuk melayani 82,9 juta penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) sesuai arahan percepatan dari Presiden.
“Untuk tiga juta penerima itu kami menganggarkan kurang lebih 1 triliun rupiah per bulan. Kalau nanti ada percepatan dan tahun 2025 melayani 82,9 juta, maka kebutuhan kami 25 triliun rupiah per bulan, tetapi nanti mulai di bulan September sampai Desember, karena kami sudah memiliki anggaran 71 triliun rupiah di 2025,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, Senin (3/3).
Dalam rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, ia menyatakan BGN akan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk menjaga rantai pasok bahan makanan, sehingga dapat melayani target 6 juta penerima manfaat sampai Agustus 2025.
“Kami tadi berdiskusi, ada target bahwa sampai Agustus kami akan melayani 6 juta penerima manfaat, itu beberapa kebutuhannya tadi disebutkan, tetapi mulai dari akhir Agustus atau September, itu akan melonjak tajam karena kebutuhannya akan lebih besar,” ujar Dadan.
Ia menegaskan apabila pemerintah ingin mencapai target 82,9 juta sudah tercapai pada November 2025, maka akan dibutuhkan 82,9 juta butir telur atau sekitar 5 juta ton. “Dari mana tuh pasokannya? Selama ini kelebihan, tetapi nanti ketika kebutuhan ini ada, pasti sudah akan dibutuhkan rantai pasok khusus,” ucapnya.
Sementara itu Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengemukakan pemerintah menargetkan Program MBG dapat menyerap anggaran sekitar 1-2 triliun rupiah per bulan. Untuk itu saat ini tengah disusun Instruksi Presiden (Inpres) ataupun Peraturan Presiden (Perpres).
“Baru saja kami rapat koordinasi mengenai MBG. Persiapan sudah hampir dua bulan ini, diperkirakan Maret 2025 akan dilaksanakan, mungkin per bulan bisa menyerap anggaran sampai 1-2 triliun rupiah tiap satu bulan,” ujar Menko Zulkifli Hasan.
Untuk itu ia menegaskan perlu mempersiapkan rantai pasok bahan makanan untuk MBG karena setiap daerah tentu akan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
“Memang urusan anggarannya kan baru selesai, baru seminggu. Jadi kalau sekarang, selama ini dapur-dapur yang dibangun itu lebih terang. Nah, oleh karena itu perlu kita siapkan rantai pasok persiapan karena kebutuhannya besar sekali. Di Jawa tentu akan berbeda dengan Sumatera, Sumatera juga tentu akan berbeda dengan Indonesia Timur, oleh karena itu kita butuh persiapan,” ucapnya.
Menurutnya, perlu persiapan yang ketat untuk ketersediaan bahan-bahan MBG karena kebutuhan mulai pada Maret akan berkali-kali lebih besar. Ant/S-2
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB
- 4 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 5 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
Berita Terkini
-
Infinix Rilis Dua Ponsel Gaming yang Bertenaga dan Cerdas
-
Hari Ini Bekasi Lumpuh, 7 Kecamatan Terendam Banjir, Ketinggian Air Capai 8 Meter
-
Whitesky Aviation dan SMFL Sumitomo Mitsui Kerjasama Pembiayaan dalam Mata Uang Rupiah
-
Makin Pedas! Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp105.800 per Kg
-
Banjir Jakarta, 28 RT dan 4 Ruas Jalan di Jaksel dan Jaktim Masih Terendam, Ini Lokasinya