Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sungai Bengawan Solo Purba

Wotawati, Dusun yang Merindukan Matahari

Foto : KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/insta

Dusun Wotawati.

A   A   A   Pengaturan Font

Hulu sungai Bengawan Solo purba sama dengan aliran sungai yang mengalir ke utara. Dari sini air mengalir ke wilayah hilir dan berakhir di Pantai Sadeng, sebuah teluk bertebing di Kabupaten Gunungkidul bagian timur. Teluk ini sejak 1983 digunakan sebagai pelabuhan nelayan, dipelopori para nelayan migran dari Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen.

Ada yang menarik dari bekas aliran Bengawan Solo purba yang saat ini tengah menjadi perhatian yaitu Dusun Wotawati. Di wilayah yang berada di Desa Pucung, Kelurahan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul ini, sinar matahari terlambat bersinar dan cepat menghilang.

Pada 11 Februari 2024 lalu misalnya, matahari terbit di Gunungkidul pada pukul 05.40 WIB. Sementara waktu waktu terbenamnya berada pada pukul 18.30. Berbeda dengan wilayah lain di kabupaten ini, warga Dusun Wotawati baru bisa menikmati sinar matahari langsung pada pukul 08.00 WIB.

Baru beberapa jam menikmati sinar mentari, warga sudah harus kembali kehilangan. Di sini matahari sudah menuju peraduan pada sekitar pukul 16.00 WIB, karena tertutup oleh perbukitan yang ada di sisi barat lembah. Akibatnya dusun ini gelap lebih awal dibandingkan tempat lain.

Dusun Wotawati sendiri berjarak sekitar 78,4 kilometer dari jantung Kota Jogja melewati Playen, Wonosari dan Semanu dengan waktu tempuhnya 2 jam 6 menit. Lokasi dusun ini terpencil karena tidak berada di jalan utama menuju destinasi wisata atau jauh dari Pantai Selatan Jawa (Pansela).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top