WHO: Nasionalisme Vaksin Tak Bisa Berantas Virus
Konferensi Pers Covid-19 - Ketua program darurat kesehatan WHO, Michael Ryan (kiri), mendampingi ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, saat konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu. Pada Kamis (6/8), WHO menyatakan bahwa negara-negara maju yang akan memonopoli vaksin, tidak akan pernah aman dari penularan virus Covid-19 jika negara-negara miskin masih dilanda wabah virus yang mematikan itu.
"Aspek nasionalisme vaksin berarti tidak beramal kepada orang lain. Mereka melakukannya untuk diri mereka sendiri. Ketika seluruh dunia pulih dan kembali membuka diri, mereka juga akan mendapat manfaatnya," tegas Tedros.
Dalam pertemuan daring itu, Tedros juga mengatakan bahwa saat ini kawasan Amerika tetap menjadi episentrum virus, merujuk pada negara AS, Brasil, dan Meksiko yang paling banyak mengalami kematian.
Presiden AS, Donald Trump menyalahkan WHO karena telah salah dalam menangani wabah ini sehingga berkembang menjadi pandemi global. Karena itu, AS bulan lalu menyatakan akan keluar dari WHO dan ini akan berakibat lembaga itu kehilangan sumber dana terbesarnya.
Menanggapi hal itu Tedros mengatakan bahwa masalah terbesar dengan keluarnya AS bukanlah masalah uang akan tetapi patahnya solidaritas internasional dalam memerangi virus. "Kami berharap AS akan mempertimbangkan kembali putusannya," kata dia.
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya