Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Penyakit

WHO Khawatir Tingginya Penggunaan Antibiotik pada Kasus Covid-19

Foto : ISTIMEWA

World Health Organisation (WHO)

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Bukti-bukti terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) menunjukkan penggunaan antibiotik secara ekstensif selama pandemi virus korona mungkin telah memperburuk penyebaran resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) secara diam-diam.

Menurut situs WHO, AMR mengacu pada kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespons obat antimikroba. Karena resistensi obat, obat antimikroba seperti antibiotik menjadi tidak efektif sehingga sulit atau tidak mungkin mengobati infeksi.

Dikutip dari The Straits Times, WHO melaporkan hanya 8 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki koinfeksi bakteri yang memerlukan antibiotik, sekitar 75 persen dari mereka telah diberikan antibiotik untuk berjaga-jaga jika obat tersebut dapat membantu.

Penggunaan antibiotik berkisar antara 33 persen untuk pasien di wilayah Pasifik Barat, termasuk Filipina, hingga 83 persen di wilayah Mediterania Timur dan Afrika. Antara tahun 2020 dan 2022, jumlah resep dokter menurun seiring berjalannya waktu di Eropa dan Amerika, sementara jumlah resep meningkat di Afrika, berdasarkan data dari Platform Klinis Global WHO untuk Covid-19.

Data Klinis
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top