Wayang Kulit Asli dari Indonesia
Dalang Sutriman Wibisono mementaskan lakon Tumurune Wahyu Darmo Ki saat Peringatan Hari Wayang Nasional di Aula Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, Sabtu (7/11/2021). Pemerintah menetapkan peringatan Hari Wayang Nasional pada tanggal 7 November setiap tahunnya guna melestarikan kesenian wayang.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon/tomSeni pertunjukan wayang kulit sudah lama ada di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Tidak jelas persis siapa yang pertama kali menciptakan. Namun konon kabarnya, wayang dianggap telah lahir sejak 1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendekia nenek moyang suku Jawa di masa silam.
Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.
Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi.
Pada abad XV dan XVI, Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo (Sembilan Wali), sudah menggunakan wayang kulit untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Saat berdakwah dengan menggunakan wayang kulit, Sunan Kalijaga mengganti cerita wayang yang sebelumnya tentang Ramayana dan Mahabarata dari cerita ajaran Hindu diubah dengan memasukan cerita-cerita Islam.
Meski demikian, wayang kulit yang ceritanya bersumber dari Mahabarata dan Ramayana atau dikenal dengan sebutan wayang purwo terus hidup dan melahirkan dalang-dalang ternama seperti Ki Nartosabdo, Ki Manteb Soedharsono, Ki Anom Suroto, Ki Timbul Hadi Prayitno, dan Ki Enthus Susmono.
Memang terdapat beda pendapat soal asal-usul wayang. Ada yang mengatakan seni wayang berasal dari India, ada yang bilang dari Tiongkok, dan ada juga yang mengatakan perpaduan antara India dan Indonesia. Namun yang jelas UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) pada 7 April 2003 secara resmi telah menetapkan pertunjukan wayang kulit sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Maka tak heran jika warganet (netizen) Indonesia ramai-ramai menyerbu akun instagram @adidassg, akun resmi Adidas Singapura yang dalam peluncuruan sepatu terbarunya menyebut bahwa desain sepatu tersebut menampilkan wayang yang berasal dari Malaysia. Menyadari kekeliruannya, Adidas pun meminta maaf.
Dalam unggahan terbaru di instagramnya, Adidas mengakui bahwa wayang kulit berasal dari Indonesia. "Terima kasih sudah menghubungi kami. Sementara wayang kulit adalah bagian penting dalam warisan budaya Malaysia, kami seharusnya menyoroti (bahwa Wayang Kulit) asli dari Indonesia dalam unggahan kami. Kami sungguh meminta maaf karena ketidaksengajaan (untintentional offence) yang sudah terjadi, dan sekarang kami mengubah unggahan kami."
OK Adidas sudah minta maaf. Pertanyaannya, mengapa hal tersebut bisa terjadi. Dan kejadian serupa sebelumnya juga pernah terjadi? Apa iya Adidas Singapura tidak tahu kalau wayang kulit berasal dari Indonesia?
Bisa jadi mereka benar-benar tidak tahu. Memang UNESCO telah mengakui wayang kulit berasal dari Indonesia, tetapi seni pertunjukan ini semakin jarang dimainkan. Dahulu sering ada pertunjukan wayang kulit di acara hajatan perkawinan atau peringatan hari-hari besar seperti peringatan proklamasi kemerdekaan. Namun kini sudah semakin langka. Perannya diganti dangdut atau pertunjukan kesenian lainnya.
Harus diakui kita kurang mencintai warisan budaya kita. Kita kurang menghargai wayang kulit. Kita baru teriak-teriak ketika ada pihak lain yang mengaku wayang kulit sebagai budaya mereka.
Bisa jadi pertunjukan wayang kulit ada di Malaysia karena ada imigran dari jawa di sana. Tetapi itu bukan alasan untuk mengatakan bahwa wayang kulit berasal dari Malaysia. Kita di Indonesia juga tidak pernah mengaku seni pertunjukan barongsai dari Indonesia meski ada puluhan perkumpulan barongsai di tanah air.
Karena itu ke depan kita harus lebih memperkenalkan wayang kulit ke seluruh dunia. Memang di Istana Negara dan di Bandara Yogyakarta International Airport terdapat gunungan yang merupakan bagian penting dalam pertunjukan wayang kulit, tetapi itu belum cukup. Kita harus menggelar lebih banyak pertunjukan wayang biar setiap orang asing yang datang ke Indonesia bisa tahu bahwa wayang itu berasal dari Indonesia.
Redaktur: Koran Jakarta
Penulis: Koran Jakarta
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Lulusan PIP Semarang Diminta Siap Hadapi Revolusi Industri 5.0 yang Mengubah Pelayaran Tradisional
- Wisatawan Diserang Gajah Liar hingga Tewas di Taman Nasional Thailand
- Gelar Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan, Ditjen Hubdat Dorong Peningatan Keselamatan Angkutan Umum
- Kemlu Serahkan 6 Objek Budaya yang Dipulangkan dari AS ke Kemenbud
- 4 Rekomendasi Acara Akhir Pekan Gratis di Jakarta