Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai "Profit Taking"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berbalik terkoreksi, hari ini (8/7), usai menguat sepekan lalu. Pelaku pasar diminta mewaspadai aksi profit taking pekan ini.

Research Analyst FAC Sekuritas Patrick Jorghy Manek menilai beberapa faktor seperti data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, data ekonomi domestik, penguatan rupiah serta kembalinya capital inflow, menjadi pendongkrak utama IHSG. Namun, dia memperingatkan adanya indikasi aksi profit taking pada pekan ini.

Karenany, Patrick memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (8/7), bergerak terkoreksi di kisaran 7.150-7.300.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/7) sore, ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup menguat 32,47 poin atau 0,45 persen ke posisi 7.253,37, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 6,78 poin atau 0,75 persen ke posisi 906,63.

"Pelaku pasar mengantisipasi dua kali pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada tahun ini, dengan pemangkasan pertama kemungkinan besar (73 persen peluang) terjadi di bulan September. Federal Reserve sendiri bulan lalu memberi sinyal hanya akan ada satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.

Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar mencerna rilis data Factory Orders Jerman yang turun 1,6 persen month to month (mtm) pada Mei 2024, atau bertolak belakang dari ekspektasi pasar yang tumbuh sebesar 0,5 persen (mtm) dan lebih parah dari penurunan 0,6 persen (mtm) pada April 2024. Dengan demikian, Factory Orders memperpanjang trend penurunan menjadi lima bulan beruntun dengan laju tercepat sejak Januari 2024.

Selain itu, fokus pelaku pasar pada hari ini akan tertuju pada rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS, yang diprediksi menambah 190.000 pekerja di bulan Juni, lebih rendah dari penambahan 272,.00 pekerja di bulan sebelumnya. Adapun, tingkat pengangguran diramal akan naik menjadi 4 persen dari 3,9 persen pada Mei 2024.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top