Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cuaca Ekstrem - 497 Hektare Sawah Terendam di Madiun

Waspadai Ancaman Hidrometeorologi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, mengimbau masyarakat Jatim mewaspadai potensi fenomena hidrometeorologi, yakni bencana alam yang terjadi sebagai dampak dari fenomena meteorologi, seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.

"Waspadai fenomena hidrometeorologi yang terjadi hingga pertengahan Maret 2019," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, di Surabaya, Jumat (8/3).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Khofifah menerangkan bahwa kondisi tersebut terjadi akibat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau muncul secara bersamaan. Hal tersebut, kata dia, membawa dampak meningkatnya potensi curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya di Jatim.

"Bagi nelayan di wilayah Selatan Jatim, saya harap terus memantau fenomena ini sehingga dapat memastikan keamanan saat melaut, mengingat BMKG menyebutkan terdapat potensi gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter," ujarnya.

Beberapa hari terakhir, wilayah Jatim terus diguyur hujan sedang hingga deras yang mengakibatkan tidak kurang 15 kabupaten dilanda banjir. Selain Madiun, yang merupakan daerah banjir paling parah, 14 kabupaten lainnya, yakni Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lamongan, dan Blitar.

"Prioritas Pemprov Jatim saat ini adalah memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dapat tercukupi dengan baik dan seluruh pengungsi bisa segera kembali ke rumahnya masing-masing setelah surut," tegas Khofifah.

Kerugian Pertanian

Sementara itu, pemerintah Kabupaten Madiun mencatat kerugian pertanian akibat banjir yang melanda wilayah itu selama beberapa hari terakhir mencapai 7,106 miliar rupiah lebih dengan luas sawah yang terendam 497 hektare.

"Rata-rata tanaman padi yang terendam berusia 70 hari. Ada juga dua hektare lahan persemaian," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Edy Bintarjo, di Madiun, Jumat.

Areal sawah yang paling banyak terendam banjir di Kecamatan Balerejo, yakni mencapai 147 hektare. Sisanya tersebar di areal sawah daerah lain, seperti Kecamatan Madiun, Wungu, dan Pilangkenceng. Hasil pendataan BPBD Kabupaten Madiun pada Jumat hingga pukul 12.00 WIB, jumlah wilayah yang terdampak banjir mencapai 12 kecamatan, 52 desa, 5.707 KK, 497 hektare lahan pertanian, 5.024 pemukiman rusak ringan, dan 62 pemukiman rusak berat.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jateng Sudaryanto mengatakan berdasarkan data BPBD Jateng, bencana banjir melanda 17 desa di enam kecamatan di Kabupaten Klaten, sedangkan daerah terparah di tiga desa di Kecamatan Cawas.

Di tempat terpisah, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap dampak bencana, seperti banjir, longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. "Kondisi ini dapat meningkat hingga pertengahan Maret 2019," kata Mulyono.

Pada periode 7-12 Maret 2019, diprakirakan beberapa wilayah di Indonesia akan berpotensi hujan dengan intensitas lebat seperti di Aceh hingga Lampung, kecuali Riau. Kemudian Kalimantan, Jawa, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, NTB, Papua Barat, dan Papua.

Terkait tinggi gelombang, Mulyono mengingatkan kapal-kapal yang melewati perairan barat Sumatera, wilayah Samudera Hindia di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga wilayah perairan Laut Arafuru bagian Barat untuk meningkatkan kewaspadaan. "Karena tinggi gelombang diperkirakan antara 2,5-4 meter," katanya.SB/eko/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top