Wajib Tahu! Ini Tipe-tipe Alergi yang Harus Diwaspadai
Ilustrasi
Foto: IstimewaDokter anak konsultan alergi imunologi sekaligus anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Isman Jafar menjelaskan, alergi merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh manusia (sistem imun) terhadap zat tertentu yang seharusnya tidak berbahaya.
"Alergi itu adalah sistem kekebalan tubuh kalau mengenali bahan yang sesungguhnya tidak berbahaya menjadi ancaman. Sehingga menimbulkan alergi," kata Isman, dikutip dari Antara, Kamis (11/5).
"Contohnya kita sama debu. Kan nggak bahaya. Cuma pada orang-orang yang mengalami reaksi alergi, debu itu bisa bikin gejala-gejala mungkin bersin, pilek, segala macam. Jadi bahan-bahan yang kita bilang penyebab alergi itu kita sebut dengan alergen, dan susu sapi adalah salah satunya," tambahnya.
Isman menambahkan, alergi bisa jadi merupakan turunan dari orang tua atau garis keturunan pasangan. Sehingga, hal utama yang perlu diperhatikan orang tua jika anak memiliki alergi adalah mengetahui hal ini terlebih dulu.
"Hal yang harus diperhatikan itu adalah dari awal kita harus perhatikan. Mungkin nggak sih kita punya bakat alergi? Dari orang tua dulu. Dari awal kita bisa lihat. Dari awal pada saat kita menikah, kita harus cari tahu, pasangan punya bakat alergi atau nggak," ucapnya.
"Yang ditanya bukan punya alergi atau nggak ke pasangan. Mungkin pasangan juga nggak tahu. Tapi coba ditanya punya gejala batuk pilek nggak kalau kedinginan. Suka sakit perut nggak, itu sebenarnya merupakan tanda-tanda alergi semua," lanjutnya.
Lebih lanjut, kata dia, jika ayah dan ibu tidak memiliki gejala alergi, tak menutup kemungkinan anak tetap memiliki bakat alergi. Jika kedua orang tua tidak memiliki bakat alergi, maka anaknya memiliki kemungkinan 5 sampai 15 persen mengalami alergi.
"Dari mana? Itu biasanya dari orang tuanya lagi. Dari garis keturunannya. Kita bisa konfirmasi om tantenya ada nggak yang alergi? Jadi kalau tanya juga ada nggak gejala itu di keluarganya," ujar Isman.
Ia juga membeberkan beberapa tipe alergi, yakni cepat, lambat, atau tertunda. Adapun alergi terbagi menjadi dua yakni berat dan ringan.
Tipe cepat biasanya menimbulkan reaksi alergi dalam jangka waktu satu jam. Reaksi tersebut bisa terjadi baik di kulit, di pencernaan atau di pernapasan.
Tipe lambat biasanya akan muncul reaksi setelah satu jam. Dan terakhir tipe tertunda yang artinya akan muncul reaksi setelah berhari-hari terpapar faktor alergi. Misalnya setelah beberapa hari, timbul kondisi BAB berdarah.
"Alergi juga dibagi jadi dua, yang ringan dan yang berat. Kalau ringan itu masalah merah-merah, kembung, itu masih ringan. Kalau berat itu timbul reaksi anafilaksis, misalnya anak semaput, kejang-kejang dan lain-lain," tutur Isman.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejari Maluku Tenggara Sita 37 Dokumen Dugaan Korupsi Dana Hibah
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dampak Proyek LRT, Transjakarta Menutup Sementara Pelayanan di Dua Halte Ini