Vaksin Merah Putih UNAIR Memiliki Daya Netralitas Tinggi
Dari kiri ke ke kanan, Peneliti utama vaksin Merah Putih UNAIR, Dominicus Husada, Kepala BPOM, Penny K. Lukito, dan Ketua Pengembangan Vaksin Covid-19 UNAIR, Fedik Abdul Rantam, pada acara Kick-Off Uji Klinis Fase 3 Vaksin Merah Putih, di Surabaya, Senin (27/6).
"Keempat protein immunogenic tersebut memiliki kemampuan netralisasi yang luar biasa. Mengingat virus SARS CoV-2 dapat berkembang menjadi 3.084 varian, maka dari uji netralisasi dengan beberapa varian, sejauh ini netralitas vaksin masih cukup tinggi, di atas 80," ujarnya dalam acara Kick-Off Uji Klinis Fase 3 Vaksin Merah Putih, di Surabaya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kelengkapan jenis protein tersebut menjadi keunggulan vaksin dengan platform whole virus (live attenuated atau inactivated).
"Virus SARS CoV-2 memiliki reseptor neuralgin saat menginfeksi saraf manusia, reseptor ini yang tidak ada di vaksin lain, begitu juga dengan protein-protein lain. Memang untuk pengembangan perlu biaya mahal dan waktu, karena harus menemukan poin di mana virus ini stabil," ujarnya.
Peneliti utama vaksin Merah Putih UNAIR, Dominicus Husada, mengatakan, meskipun uji klinik fase sebelumnya belum sepenuhnya selesai, namun tahapan penelitian dapat dilanjutkan secara pararel.
"Data-data penting sudah kita dapat, secara safety baik gejala atau hasil lab baik. Selama fase satuvdan dua tidak ada isuvpernting yang diangkat, dan tidak ada sesuatu yang bisa menggangu fase uji klinis, sehingga bisa dilanjutkan," terangnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya