![Urgensi Genjot Manufaktur](https://koran-jakarta.com/images/article/phpj_5xk_resized.jpg)
Urgensi Genjot Manufaktur
![Urgensi Genjot Manufaktur](https://koran-jakarta.com/images/article/phpj_5xk_resized.jpg)
Secara keseluruhan, kondisi tersebut tergambar pada neraca transaksi berjalan (current account) yang menghimpun seluruh transaksi perdagangan luar negeri suatu negara, di antaranya ekspor serta impor barang dan jasa. Transaksi berjalan tahun lalu defisit 31,1 miliar dollar AS atau sekitar 450 triliun rupiah atau 2,9 persen terhadap PDB
Secara nominal, defisit transaksi berjalan tahun 2018 terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Sedangkan berdasarkan besaran rasio terhadap PDB, defisit transaksi berjalan 2018 juga terburuk selama empat tahun terakhir. Mengapa defisit barang dan jasa terjadi menahun sehingga menekan kinerja ekonomi Indonesia? Jika ditelisik mendalam, penyebabnya struktur ekonomi nasional yang tidak cukup mewadahi dan menumbuhkan sektor usaha penghasil barang ekspor.
Secara umum, sektor lapangan usaha dalam ekonomi Indonesia dibagi menjadi 17 sektor yang terdiri atas tiga sektor penghasil barang dan 14 sektor jasa. Nah, pada 2018, tiga sektor tersebut justru tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi keseluruhan. Pertumbuhan tiap sektor tersebut: pertanian (3,91 persen), pertambangan (2,16 persen), dan industri pengolahan atau manufaktur (4,27 persen). Padahal, ketiga sektor itu masih menjadi tulang punggung ekonomi dengan kontribusi 40,75 persen.
Sementara itu, sektor lain yang justru tumbuh cepat melebihi rata-rata adalah jasa seperti telekomunikasi dan transportasi. Bahkan, pertumbuhan sektor jasa mencapai dua kali lipat dari pertumbuhan barang. Padahal sudah sejak lama Indonesia defisit sektor jasa. Jadi secara umum, memang struktur pertumbuhan ekonomi saat ini tidak produktif dan tidak mendukung untuk peningkatan ekspor secara keseluruhan.
Lihat saja, bila ditelusuri lebih dalam ketiga sektor produktif tersebut, industri manufaktur memiliki peranan paling besar. Sampai tahun 2018, kontribusi manufaktur mencapai 19,86 persen. Dia terbesar di antara 16 sektor lainnya. Namun, jika melihat tren, kontribusi manufaktur terus menurun. Kontribusi terbesar yang pernah ditorehkan manufaktur sebesar 31,9 persen pada tahun 2002.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya