
Unika Atma Jaya Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus
Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, dalam kolokium, di Jakarta, Rabu (26/2).
Foto: IstimewaJAKARTA - Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya menggelar kolokium atau seminar untuk merefleksi momen kedatangan Paus Fransiskus pada September 2024 lalu. Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, mengatakan, kolokium merupakan sarana untuk membangun satu jembatan penghubung yang berkaitan dengan nilai-nilai universal, baik cinta kasih, perdamaian, dan solidaritas.
“Momentum ini juga merupakan kesempatan yang sangat istimewa untuk mengedepankan nilai-nilai universal yang menjadi dasar kehidupan bersama untuk membangun masa depan yang lebih harmonis bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Yuda, dalam kolokium, di Jakarta, Rabu (26/2).
Dia menjelaskan, kolokium membahas berbagai tema terkait toleransi, perdamaian, serta keberagaman di Indonesia. Menurutnya, kunjungan Paus Fransiskus membawa pesan penting tentang persatuan dalam perbedaan serta pentingnya dialog antaragama yang lebih mendalam.
“Unika Atma Jaya berharap acara ini dapat menjadi wadah refleksi bagi masyarakat Indonesia untuk semakin memahami makna mendalam kunjungan apostolik Paus Fransiskus serta memperkuat dialog lintas iman yang harmonis di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus pada tahun 2024 lalu menekankan upaya membangun kesadaran akan pentingnya makna toleransi, dialog, dan perjumpaan lintas iman. Menurutnya, momentum tersebut memicu semangat untuk membangun perdamaian di tengah masyarakat Indonesia yang beragam.
Dia menyoroti tantangan dalam membangun harmoni antar umat beragama di Indonesia di tengah situasi yang tidak menentu ini. Untuk mendorong hal tersebut, pihaknya saat ini tengah menyiapkan kurikulum pendidikan.
“Tantangan kita saat ini adalah bagaimana menciptakan ruang yang semakin mempererat hubungan antarumat beragama, bukan justru menjauhkan. Kurikulum pendidikan yang kami rancang bertujuan untuk membentuk generasi anak bangsa yang memiliki pemahaman agama tanpa disusupi ajaran kebencian,” katanya.
Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunjamin, menambahkan bahwa kolokium kali ini merupakan momen penting untuk membangun berbagai jembatan persaudaraan. Menurutnya, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya dialog lintas iman, solidaritas, dan bela rasa.
“Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa semangat harus terus dihidupi dan dapat memberikan dampak nyata untuk kebersamaan dan keadilan sosial di Indonesia,” tuturnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 2 Terkenal Kritis, Band Sukatani Malah Diajak Kapolri Jadi Duta Polri
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Pangkas Anggaran Jangan Rampas Hak Aktor Pendidikan
Berita Terkini
-
Japto Soerjosoemarno Menyatakan Sudah Berikan Semua Informasinya ke KPK
-
Polisi Bersama Warga Mengevakuasi Korban Serangan Babi Hutan
-
Pimpinan TNI Wajib Beri Sanksi Atasan dan Tentara yang Menyerang Polres
-
Ascott Jakarta Kolaborasi Bersama Sparks Fashion Academy Umumkan Pemenang Uniform Project
-
Anggota DPR Minta TNI Beri Sanksi Atasan Prajurit yang Menyerang Polres Tarakan