Rabu, 26 Feb 2025, 11:18 WIB

Unika Atma Jaya Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus

Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, dalam kolokium, di Jakarta, Rabu (26/2).

Foto: Istimewa

JAKARTA - Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya menggelar kolokium atau seminar untuk merefleksi momen kedatangan Paus Fransiskus pada September 2024 lalu. Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana, mengatakan, kolokium merupakan sarana untuk membangun satu jembatan penghubung yang berkaitan dengan nilai-nilai universal, baik cinta kasih, perdamaian, dan solidaritas.

“Momentum ini juga merupakan kesempatan yang sangat istimewa untuk mengedepankan nilai-nilai universal yang menjadi dasar kehidupan bersama untuk membangun masa depan yang lebih harmonis bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Yuda, dalam kolokium, di Jakarta, Rabu (26/2).

Dia menjelaskan, kolokium membahas berbagai tema terkait toleransi, perdamaian, serta keberagaman di Indonesia. Menurutnya, kunjungan Paus Fransiskus membawa pesan penting tentang persatuan dalam perbedaan serta pentingnya dialog antaragama yang lebih mendalam.

“Unika Atma Jaya berharap acara ini dapat menjadi wadah refleksi bagi masyarakat Indonesia untuk semakin memahami makna mendalam kunjungan apostolik Paus Fransiskus serta memperkuat dialog lintas iman yang harmonis di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengatakan, kunjungan Paus Fransiskus pada tahun 2024 lalu menekankan upaya membangun kesadaran akan pentingnya makna toleransi, dialog, dan perjumpaan lintas iman. Menurutnya, momentum tersebut memicu semangat untuk membangun perdamaian di tengah masyarakat Indonesia yang beragam.

Dia menyoroti tantangan dalam membangun harmoni antar umat beragama di Indonesia di tengah situasi yang tidak menentu ini. Untuk mendorong hal tersebut, pihaknya saat ini tengah menyiapkan kurikulum pendidikan.

“Tantangan kita saat ini adalah bagaimana menciptakan ruang yang semakin mempererat hubungan antarumat beragama, bukan justru menjauhkan. Kurikulum pendidikan yang kami rancang bertujuan untuk membentuk generasi anak bangsa yang memiliki pemahaman agama tanpa disusupi ajaran kebencian,” katanya.

Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Antonius Subianto Bunjamin, menambahkan bahwa kolokium kali ini merupakan momen penting untuk membangun berbagai jembatan persaudaraan. Menurutnya, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya dialog lintas iman, solidaritas, dan bela rasa.

“Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa semangat harus terus dihidupi dan dapat memberikan dampak nyata untuk kebersamaan dan keadilan sosial di Indonesia,” tuturnya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan: