UNICEF: Program Penanganan "Stunting" yang Kurang Tepat Harus Segera Dievaluasi
ALAT DETEKSI DINI “STUNTING” I Mahasiswa Universitas Gadjah Mada menunjukkan alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan (AI) di Kampus UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (20/11). Alat yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) dirancang terintegrasi dengan sistem informasi dan aplikasi ponsel pintar serta dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Awan Santosa, sepakat dengan UNICEF agar pemerintah mengevaluasi kebijakannya terkait penanganan masalah gizi buruk.
Menurut Awan, pemerintah harus lebih intensif lagi dalam melibatkan masyarakat berbasis kearifan lokal dalam mencegah dan mengatasi masalah stunting ini. "Perlu optimalisasi institusi lokal dan sumber pangan lokal juga perlu dilakukan," tegas Awan.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya