Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Kualitas SDM I Generasi Usia Produktif Harus Berkualitas dan Berdaya Saing

UNICEF: Program Penanganan "Stunting" yang Kurang Tepat Harus Segera Dievaluasi

Foto : ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO

ALAT DETEKSI DINI “STUNTING” I Mahasiswa Universitas Gadjah Mada menunjukkan alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan (AI) di Kampus UGM, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (20/11). Alat yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) dirancang terintegrasi dengan sistem informasi dan aplikasi ponsel pintar serta dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat.

A   A   A   Pengaturan Font

Perlunya penajaman program karena penanganan stunting terutama pada balita hanya bisa diintervensi dengan pemberian gizi yang memadai hanya sampai umur dua tahun. Setelah umur dua tahun, intervensi hanya akan berpengaruh pada pertumbuhan secara fisik, namun secara kognitif sudah sulit. Akibatnya, anak kemungkinan akan memiliki keterbatasan secara kognitif yang berpengaruh pada produktivitasnya kelak yang kurang optimal.

Dalam kesempatan itu, Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal CIMB Niaga, Fransiska Oei, menyatakan stunting adalah masalah kesehatan serius yang harus dituntaskan bersama. Apabila tidak diatasi sejak dini akan berdampak negatif pada kesehatan, perkembangan dan kemampuan anak di masa depan. Kondisi tersebut jika dibiarkan akan mengancam bonus demografi Indonesia pada 2030, di mana generasi usia produktif seharusnya memiliki kualitas dan daya saing tinggi, justru kemampuannya tidak memadai akibat stunting.

Bantuan dan donasi dari nasabah yang digagas bank tersebut adalah senilai 1,5 miliar rupiah per tahun atau 4,5 miliar rupiah dalam tiga tahun. Bantuan tersebut akan disalurkan UNICEF kepada 1.000 anak gizi buruk di 22 Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Seribu anak gizi buruk tersebut akan mendapatkan perawatan memadai agar selamat dari ancaman gizi buruk.

Selain penanganan, program juga akan memonitor 100 ribu anak balita dan bagi mereka yang terindikasi wasting dapat dideteksi secara dini.

Sebelumnya, peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa mengatakan Penanganan stunting di Tanah Air harus serius, tidak boleh asal-asalan dan hanya untuk menghabiskan anggaran.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top