Uni Eropa Sambut Baik Gencatan Senjata di Lebanon
Josep Borrell Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa - Hal yang krusial saat ini adalah memastikan gencatan senjata tetap bertahan.
Foto: antaraKesepakatan gencatan senjata di Lebanon adalah kelegaan di tengah situasi menghancurkan yang terjadi di wilayah Timur Tengah.
LONDON – Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada Selasa (26/11), menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Lebanon dan menyebutnya sebagai kelegaan di tengah situasi yang menghancurkan di Timur Tengah.
Dalam pernyataan di platform media sosial X, Borrell memuji upaya mediasi yang dilakukan oleh Prancis dan Amerika Serikat (AS) untuk mengamankan kesepakatan tersebut.
"Kesepakatan gencatan senjata di Lebanon adalah kelegaan di tengah situasi menghancurkan di Timur Tengah. Saya ingin memuji Prancis dan AS atas mediasi mereka," tulis Borrell.
Seperti dikutip dari Antara, Borrell menekankan pentingnya memastikan keberlanjutan gencatan senjata untuk melindungi nyawa warga di Lebanon dan Israel, serta untuk memfasilitasi kembalinya pengungsi internal ke tempat asal mereka.
"Hal yang krusial saat ini adalah memastikan gencatan senjata tetap bertahan," kata Borrell menambahkan.
Borrell juga menyoroti pentingnya implementasi penuh Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang mengatur langkah-langkah untuk menjaga perdamaian dan keamanan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Dalam seruannya kepada para pemimpin politik Lebanon, Borrell kembali menegaskan desakan Uni Eropa agar Lebanon segera memilih presiden, mengingat kebuntuan politik yang berkepanjangan perlu segera diatasi.
Borrell menekankan hak rakyat Lebanon untuk memulihkan kedaulatan penuh atas urusan negara mereka tanpa campur tangan asing. Ia mengisyaratkan kekhawatiran Eropa atas pengaruh luar dalam politik domestik Lebanon.
Pernyataan Bersama
Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengeluarkan pernyataan bersama. "Hari ini, setelah berminggu-minggu diplomasi tanpa lelah, Israel dan Lebanon telah menerima penghentian permusuhan di antara mereka," kata mereka.
"Pengumuman ini akan menciptakan kondisi untuk memulihkan ketenangan yang berkelanjutan dan memungkinkan penduduk di kedua negara kembali dengan aman ke rumah mereka di kedua sisi Garis Biru," menurut pernyataan itu.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, seraya menyerukan agar kesepakatan tersebut menjadi "solusi politik yang bertahan lama."
"Kita harus melihat kemajuan segera menuju kesepakatan gencatan senjata di Gaza, pembebasan semua sandera, dan pencabutan pembatasan atas bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Irlandia, Michael Martin, menyambut baik pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon."Kedua pihak harus menggunakan gencatan senjata ini untuk bekerja sama secara konstruktif guna mencapai perdamaian yang tahan lama," katanya.
Menteri Luar Negeri Belgia, Hadja Lahbib, melalui X menyampaikan kesepakatan gencatan senjata di Lebanon adalah langkah penting untuk menghentikan peningkatan ketegangan di Timur Tengah.
"Kami menyerukan gencatan senjata di seluruh wilayah, termasuk Gaza. Hanya dengan melanjutkan negosiasi solusi dua negara, kita dapat membawa perdamaian. Warga sipil harus dilindungi," ujarnya.
Berita Trending
- 1 Perlu Ditiru Pejabat Lain, Menteri Agama Nasaruddin Umar Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 2 BMKG: 10 daerah di Sumsel dilanda hujan ekstrem pada hari pencoblosan
- 3 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 4 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 5 Pertamina Patra Niaga Gandeng LAPI ITB Investigasi Kualitas Pertamax