Uji Wawasan di Wisata Edukasi Tanaman Dataran Rendah Kebun Raya Purwodadi
Foto: istimewaKebun raya bisa dipilih untuk melakukan wisata edukasi selain museum. Kebun Raya Purwodadi dengan suasana asri dan sejuk, menawarkan wawasan tentang berbagai jenis tumbuhan dataran rendah.
Bagi wisatawan keluarga atau pelajar, Kebun Raya Purwodadi (KRP) di Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, bisa menjadi pilihan berekreasi. Di sini pengunjung mereka diuji wawasan dan diedukasi sehingga pengetahuannya tentang berbagai tumbuhan dataran rendah dapat meningkat.
Dengan luas 85 hektare KRP memang memiliki banyak fungsi seperti 5 fungsi, baik konservasi, wisata alam, edukasi, jasa lingkungan, dan penelitian. Dengan berbagai fasilitas tambahan yang tersedia, wisatawan diharapkan terhibur sehingga tidak mudah jenuh.
Dari sejarahnya KRP didirikan pada 30 Januari 1941 oleh Dr Lourens Gerhard Marinus Baas Becking, seorang ahli botani dan mikrobiologi asal Belanda. Pendirian itu atas prakarsa Dr Dirk Fok van Slooten yang menjabat Kepala Kebun Raya Bogor atau Lands Plantentuin Buitenzorg dalam Bahasa Belanda.
Johannes Viets adalah orang Belanda pertama yang memimpin Kebun Raya Purwodadi yaitu pada 1941-1942. Ia meletakkan pola-pola dasar pengembangan kebun raya di tempat yang asalnya merupakan persawahan dan pekarangan warga. Pertama kali ditanami lamtoro sebagai tanaman penutup dan untuk menambah kesuburan tanah secara alami.
KRB yang berada pada ketinggian 300 mdpl sejak awal dirancang sebagai tempat konservasi bagi tumbuhan dataran rendah kering Indonesia. Wilayah Purwodadi sendiri memiliki curah hujan rata-rata per tahun 2.366 mm dengan bulan basah antara November dan Maret dengan suhu berkisar antara 22 - 32 Celsius.
Hingga Januari 2022 KRP yang kini berada di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KRB memiliki sejumlah koleksi tumbuhan. Secara taksonomi rinciannya adalah 191 suku, 933 marga, 5.981 nomor koleksi, 10.857 spesimen.
Beberapa contoh koleksi yang ada adalah anggrek, bambu, polong-polongan, mangga, paku-pakuan, pisang, tanaman obat, koleksi palem dan masih banyak lagi. Disamping itu juga terdapat herbarium dan koleksi biji.
Pada 2022, BRIN bersama dengan Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mandiri, mengembangkan wisata konservasi tumbuhan untuk meningkatkan fungsi di bidang konservasi dan penelitian serta pelayanan publik. Banyak hal yang dapat dieksplorasi oleh pengunjung untuk lebih mengenal KRP sebagai kawasan konservasi tumbuhan dataran rendah kering Indonesia.
"Di usia yang ke-81 tahun, kami mengajak masyarakat untuk berkunjung menikmati sejarah dan keindahan Kebun Raya Purwodadi," kata Plt General Manager Kebun Raya Purwodadi, Galendra Jaya, seperti dikutip Antara baru-baru ini.
Kerja sama BRIN dan kedua bank BUMN itu bertujuan untuk terus mengembangkan KRP sebagai destinasi wisata konservasi tumbuhan. "Banyak hal yang dapat dieksplorasi oleh pengunjung untuk lebih mengenal tentang Kebun Raya Purwodadi sebagai kawasan konservasi tumbuhan dataran rendah kering Indonesia," lanjut Galendra.
Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam mendukung KRP sebagai tujuan wisata edukasi adalah menerapkan plant tag. Ada sekitar 500 plant tag yang dapat dipindai dari aplikasi QR code pada ponsel pintar. Setelah memindai pengunjung bisa mendapatkan informasi mulai dari nama tanaman, jenis, famili, hingga manfaat tanaman terhubung dengan website Kebun Raya.
Bagi yang ingin mendapatkan penjelasan lebih jauh selain dari informasi tag plant, KRP menyiagakan petugas untuk memberi layanan jasa pemanduan. Pemandu akan memberi informasi tentang berbagai are koleksi jenis tumbuhan yang ditanam dengan lebih rinci.
Kolam Renang
Tidak seperti di kebun raya lain, di KRP tersedia kolam renang bagi pengunjung yang menyenang aktivitas di air. Disini terdapat dua jenis kolam renang untuk orang dewasa maupun anak-anak. Untuk menambah keceriaan si kecil tersedia mulai dari perosotan, jungkat-jungkit, ayunan, dan masih banyak lagi lainnya.
Sama halnya dengan Kebun Raya Bogor, pengunjung tidak diperbolehkan membawa masuk kendaraan bermotor sebagai alat untuk mengelilinginya. Sebagai gantinya pengelola menyediakan fasilitas lain seperti golf car, shuttle bus, sepeda, dan skuter yang ramah lingkungan.
Sewa sepeda dikenakan tarif sebesar 25.000 rupiah per jam. Untuk sewa skuter dikenakan biaya 35.000 rupiah per 20 menit. Sedangkan untuk menaiki mobil keliling bersama penumpang lain ongkosnya 5.500 rupiah.
Bersepeda atau mengendarai skuter listrik di KRP cukup mudah dan tidak menimbulkan rasa lelah. Wilayah ini memiliki kontur naik turun yang landai bahkan cenderung datar sehingga pesepeda tidak perlu kuat menggowes.
Jarak KRP dengan pusat Kota Malang KRP mencapai 32,1 kilometer. Sedangkan dari pusat Kota pasuruan jaraknya mencapai 53,9 kilometer, sementara itu dari Kota Surabaya jaraknya 71,5 kilometer.
Akses terbaik menuju ke KRP adalah melewati jalan tol Tol Pandaan - Malang. Wisatawan umumnya keluar dari Gerbang Tol Purwodadi untuk menuju KRP dengan jarak hanya sekitar 1 kilometer.
Adapun jam operasional Kebun Raya Purwodadi dibuka mulai pukul 07.00 WIB - 16.00 WIB. Tiket masuk ke KRP pada hari biasa yaitu Senin-Jumat sebesar 15.500 rupiah. Sedangkan untuk akhir pekan atau Sabtu-Minggu tarifnya menjadi 25.500 rupiah. hay/I-1
Mengenal Taksonomi Tumbuhan Sambil Swafoto
Kebun Raya Purwodadi (KRP) memiliki beragam kategori sesuai dengan koleksi tanaman yang ada. Selain itu tempat ini memiliki sejumlah fasilitas yang memudahkan tamu untuk menikmati area dengan luas 85 hektare itu.
Salah satu yang baru selesai dibangun adalah Menara Pandang dan Rumah Kaca. Menara Pandang dengan tinggi sekitar 20 meter ini menjadi pusat segala aktivitas di KRP. Selain untuk melihat pemandangan sekeliling secara 360 derajat, di bawah menara pandang terdapat rumah kaca yang menyimpan koleksi tanaman.
Taman Obat menawarkan wawasan berbagai tanaman yang bisa digunakan sebagai obat herba. Di sini terdapat beberapa tanaman agak langka yang biasa digunakan untuk obat, seperti Curcuma aeruginosa yang biasa dikenal dengan temu hitam, mengkudu, keji beling, bunga telang, belimbing wuluh, Curcuma mangga atau temu mangga, Cissus quadrangularis L atau tanaman patah tulang, uwi ulo, dan landik.
Berbeda dengan yang lain Taman Mexico berisi koleksi tanaman dari benua Amerika, khususnya yang tumbuh di dataran rendah nan gersang. Beberapa tumbuhan khas daratan Meksiko, seperti kaktus, Sansevieria, lidah buaya dan lainnya.
Hampir semua tanaman di Taman Mexico berukuran besar. Tanaman yang berasal dari wilayah kering berpasir ini tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh subur. Ornamen pasir, batu besar dan batu apung ditambahkan untuk menunjukkan habitat asli dari tanaman-tanaman itu sekaligus memberi nuansa seperti di Meksiko.
Bagi penggila foto, Taman Bougenville tidak boleh dilewatkan. Sesuai namanya tempat ini berisi tanaman bunga bougenville yang berasal dari Amerika Selatan.
Di sini pemandangannya sangat indah dengan adanya beraneka bunga bougenville yang berwarna-warni seperti merah muda, orange, dan putih, mekar bersama. Taman Bougenville cukup asri dan nyaman cocok untuk menjadi latar foto dengan bunga penuh warna. Pengunjung juga dapat berfoto di area atau bersantai di gazebo yang berada di sekitar taman.
Taman Akuatik berisi tumbuhan dalam air. Tumbuhan yang paling banyak adalah bunga seroja, teratai, lili, dan lain-lain. Tumbuhan yang berada di Taman Akuatik merupakan sekumpulan tumbuhan air tergenang, tumbuhan air mengapung, tumbuhan air merendam sempurna, tumbuhan air campuran, dan tumbuhan tepi air.
Tanaman air di Kebun Raya Purwodadi mempunyai kurang lebih 16 jenis koleksi, antara lain Sagittaria lancifolia, Oryza minuta, Thalia geniculata, Typha angustifolia, Echinodorus floribundus, Nelumbo nucifera, Monochoria hastata, Typhonodorum lindleyanum, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jenis-jenis tanaman air tertentu dapat digunakan sebagai media fitoremediasi yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Fitoremediasi adalah metode untuk mencuci limbah menggunakan tanaman. Pencucian tersebut berupa penghancuran, inaktivasi maupun imobilisasi limbah ke bentuk yang tidak berbahaya.
Di KRP juga terdapat Taman Buah Lokal untuk pelestarian buah lokal mulai 2 Februari 2020. Karena termasuk baru, tanaman buah-buah ini saat ini belum berbuah.
Dalam peresmian ditanami 30 spesies dari 19 suku tanaman buah lokal. Beberapa suku tanaman yang ada adalah kapas-kapasan (Malvaceae), manggis-manggisan (Clusiaceae), nanas-nanasan (Bromeliaceae), lerak-lerakan (Sapindaceae), dan lainnya. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
Berita Terkini
- Maudy Ayunda Ajak Iwan Fals Berkolaborasi dalam Lagu "Puisi Kota"
- Swacam Tanpa Ribet, 10% Warga Jakarta Telah Membuktikan
- Akhirnya… , Reog Ponorogo Berhasil Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
- Presiden Prabowo: Muhammadiyah Contoh Kehidupan Inklusif dan Toleran
- Deklarasi Darurat Militer Ditolak, Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Secara Masal