Tuding Rusia Sebarkan Propaganda di Afrika, Prancis: Predator!
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Prancis, bekas kekuatan kolonial di sebagian besar Afrika Barat dan Tengah, memiliki hubungan militer cukup lama di negara Afrika berbahasa Prancis dan pasukan Prancis ditempatkan di Mali selama satu dekade sebagai bagian dari operasi kontra-terorisme.
Kritikus menggambarkan operasi Prancis sebagai kegagalan dan menyalahkan negara itu karena membuat kawasan itu semakin tidak stabil.
Prancis juga dianggap berebut pengaruh dengan Rusia yang dalam beberapa tahun terakhir mengerahkan tentara bayaran Wagner Group di beberapa negara, termasuk di Republik Afrika Tengah (CAR) dan Mali.
Paris terpaksa menarik pasukan di Mali setelah militer negara Afrika itu mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 2020. Para pemimpin militer negara Afrika tersebut kemudian mengundang Wagner untuk membantu pertempuran selama satu dekade melawan kelompok militan Islam dan memutuskan hubungan dengan Prancis.
Rusia mengatakan Wagner tidak mewakili negara Rusia atau dibayar oleh mereka. Tetapi Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Wagner, menuduhnya melakukan operasi rahasia atas nama Pemerintah Rusia.
Halaman Selanjutnya....
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya