Trump Tunjuk Mantan Senator dan Pebisnis David Perdue sebagai Dubes untuk Tiongkok
Mantan Senator AS David Perdue berbicara kepada media di Trump Tower di New York setelah pertemuan dengan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 2 Desember 2016.
Foto: AFP/Dominick Reuter
WASHINGTON - Presiden terpilih Donald Trump memilih sekutu politik dan mantan senator Georgia David Perdue sebagai duta besar AS untuk Tiongkok, mitra dagang utama yang akan dikenakan tarif yang berat.
"Malam ini, saya mengumumkan mantan Senator AS, David Perdue, telah menerima pengangkatan saya sebagai Duta Besar Amerika Serikat berikutnya untuk Republik Rakyat Tiongkok," tulis Trump di media sosial.
Perdue (74), seorang eksekutif bisnis dan politisi, menjabat sebagai senator untuk Georgia dari tahun 2015 hingga 2021, namun gagal dalam pencalonan gubernur negara bagian tersebut pada tahun 2022.
Jika dikonfirmasi oleh Senat, Perdue akan memainkan peran kunci dalam mengelola hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dua ekonomi terbesar di dunia.
Sebagai sekutu Trump, ia mendukung klaim palsu Trump mengenai dugaan penipuan dalam pemilihan presiden 2020, di mana miliarder dari Partai Republik itu kalah dari Joe Biden.
Dewan juri khusus merekomendasikan untuk mendakwa Perdue atas klaim tersebut, tetapi jaksa wilayah akhirnya menolak.
Trump memicu perang dagang dengan Tiongkok selama masa jabatan terakhirnya, dan telah berjanji akan kembali menggunakan tarif sebagai senjata demi memprioritaskan manufaktur AS.
Ia memuji Perdue sebagai "pendukung setia" dalam unggahan media sosialnya, dan memuji pengalaman bisnisnya yang membuatnya sangat cocok untuk peran diplomatik di Beijing.
"Dia akan berperan penting dalam pelaksanaan strategi saya untuk menjaga perdamaian di kawasan, dan hubungan kerja yang produktif dengan para pemimpin Tiongkok," kata Trump.
"David telah menjadi pendukung dan teman yang setia, dan saya berharap dapat bekerja sama dengannya dalam peran barunya!"
Perdue berasal dari keluarga pengusaha terkemuka di Georgia, yang paling dikenal karena kerajaan industri ayam mereka.
Saat di Senat, ia bertugas di Komite Angkatan Bersenjata -- mengepalai subkomite Kekuatan Laut -- dan di Komite Hubungan Luar Negeri.
Ia adalah salah satu anggota Kongres terkaya, dan salah satu pedagang paling aktif di pasar saham saat menjabat. Pada tahun 2020, New York Times melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS telah menyelidikinya atas kemungkinan terlibat skandal insider trading.
Jaksa tidak mengajukan tuntutan dalam kasus itu.
Berita Trending
- 1 Jangan Lupa Nonton, Film "Perayaan Mati Rasa" Kedepankan Pesan Tentang Cinta Keluarga
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Trump Mulai Tangkapi Ratusan Imigran Ilegal
- 4 Menkes Tegaskan Masyarakat Non-peserta BPJS Kesehatan Tetap Bisa Ikut PKG
- 5 Keren Terobosan Ini, Sosialisasi Bahaya Judi “Online” lewat Festival Film Pendek
Berita Terkini
- Korban Tragedi Longsor Jombang Ditemukan Tim SAR Gabungan
- Jakarta Livin’ Mandiri Akhiri Putaran Pertama dengan Kemenangan Meyakinkan
- Djokovic Mundur, Sinner Bertemu Zverev di Final Australia Open
- Sekolah Swasta Gratis Akan Diuji Coba di Jakarta
- Electric PLN Lanjutkan Tren Kemenangan, Kandaskan Bandung BJB 3-1 di Proliga 2025