
Transportasi Pasokan yang Jadi Harapan Keselamatan
Foto: afp/Olga MALTSEVASaat pengepungan Leningrad, insinyur kereta didatangkan oleh Russia untuk memperbaiki jalur dan jembatan. Selama satu pekan mereka memakan persediaan makanan yang ditinggalkan Jerman saat mundur. Hasilnya, dan menurut standar orang-orang di Leningrad, mereka makan dengan baik dan semua perbaikan yang diperlukan pada jalur tersebut diselesaikan hanya dalam waktu satu pekan.
Persediaan mulai mengalir ke kota yang terkepung. Jalur pasokan lainnya adalah menggunakan Danau Ladoga yang membeku. Ironisnya, meskipun cuaca sangat dingin bagi penduduk Leningrad, suhunya tidak cukup dingin untuk membekukan danau sehingga mampu menahan beban truk. Danau itu cukup beku untuk menghentikan kapal tongkang yang membawa perbekalan.
Ketebalan es baru mencapai titik beku yang cukup pada akhir November, dan pada 26 November, delapan truk meninggalkan Leningrad, menyeberangi danau dan kembali dengan membawa 33 ton makanan. Ini merupakan pencapaian besar, namun kota ini membutuhkan 1.000 ton makanan setiap hari agar bisa berfungsi.
- Baca Juga: Motorola Luncurkan Ponsel Pintar Moto G45 5G
- Baca Juga: Bagaimana Dinosaurus Berevolusi Menjadi Aves?
Setelah es terbukti andal dan aman, lebih banyak perjalanan dilakukan dan terkadang moda transportasi ini membawa 100 ton makanan setiap hari. Meskipun 'Jalan Kehidupan', sistem kereta dan penggunaan Danau Ladoga memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan Leningrad, hal-hal tersebut tidak dapat menyediakan semua yang dibutuhkan.
Catatan kota menunjukkan bahwa 52.000 orang meninggal pada bulan Desember 1941 akibat kekurangan makanan dan hawa dingin menyebabkan lebih dari 1.600 kematian setiap hari. Namun, angka-angka yang dikumpulkan oleh pemerintah kota adalah untuk mereka yang diketahui telah meninggal dan dikuburkan.
Jumlah tersebut tidak termasuk orang yang meninggal di rumah atau di jalan dan jenazahnya tidak pernah ditemukan. Total kematian resmi selama 900 hari pengepungan adalah 632.000. Namun, beberapa orang percaya bahwa angka tersebut kemungkinan besar akan mendekati 1 juta.
Jalur kereta ke Tikhvin memungkinkan pihak berwenang untuk menangani kasus-kasus medis terburuk. Namun danau yang membeku dan jalan buatan juga menyebabkan banyak pengungsi meninggalkan kota bertentangan dengan keinginan mereka yang mengelola kota. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU
Berita Terkini
-
Amankan Pelantikan Kepala Daerah, Polisi Kerahkan 2.802 Personel Gabungan
-
Rupiah Masih Tertekan Hari Ini (20/2)
-
Sambut Gubernur Baru, Balaikota Jakarta Dipenuhi Karangan Bunga
-
Sebelum Dilantik, Rano Karno Sambangi Rumah Pramono Anung
-
Transjakarta Siapkan 30 Bus Listrik untuk Kegiatan Pelantikan Kepala Daerah