Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tradisi Menyambut Lebaran di Cirebon

Foto : koran jakarta/teguh raharjo
A   A   A   Pengaturan Font

Tradisi berziarah ke makam Sunan Gunung Jati tersebut bukan hanya dilakukan keluarga keraton. Warga yang memiliki keturunan atau leluhur yang dimakamkan di kompleks pemakaman Gunung Jati pun ikut melakoni tradisi tersebut.

Tradisi Gerebek Syawal dimulai pada 1570, setelah Fatahillah, menantu Sunan Gunung Jati wafat. Di Cirebon, Gerebek Syawal tak cuma berziarah saja, tapi juga menjadi ajang silaturahmi antara keluarga keraton dengan warga.

Pada momen itu, warga bisa makan bersama keluarga keraton yang dipimpin istri-istri kuwu atau kepala desa se-Cirebon. Pada tradisi makan bersama keluarga keraton ini, peran istri para kuwu sangat penting memimpin warganya. Istri para kuwu wajib melayani warga yang ikut dalam tradisi Gerebek Syawal. Biasanya ribuan orang akan mengikuti tradisi ini.

Pada hari pelaksanaan, sejak pagi secara bergelombang warga Cirebon, bahkan hingga luar Cirebon dan luar Pulau Jawa akan datang memadati pelataran komplek makam. Mereka menunggu kedatangan Sultan Kanoman Pangeran Raja Muhammad Emirudin beserta keluarga keraton. Warga yang hadir akan senang bisa mendekat bahkan berusaha untuk menyentuh keluarga keraton, khususnya Raja.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top