Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tradisi Kuliner Ramadan yang Menepis Krisis dan Menyatukan Warga Libia

Foto : AFP/Mahmud Turkia

Kuliner Ramadan | Sejumlah sukarelawan sibuk membuat adonan bazin, hidangan tradisional dari Libia, sebelum dibagikan secara gratis di kota pesisir Tajura sebelah timur Tripoli pada 13 Maret lalu. Hidangan ini dibagikan sebagai bagian dari kampanye yang menggabungkan solidaritas sosial  dengan tradisi kuliner di Libia yang tengah dilanda krisis. 

A   A   A   Pengaturan Font

Dulu sfinz ini merupakan jajanan pinggir jalan dengan harga terjangkau, namun kini donat khas itu telah menjadi makanan mewah bagi banyak warga Libia di tengah melonjaknya biaya hidup.

Saat ini Libia masih berjuang untuk pulih dari perang bertahun-tahun setelah kematian Kadhafi pada 2011. Negara Afrika utara ini masih terpecah antara dua pemerintahan yang bersaing di Tripoli di barat dan Benghazi di timur.

Meskipun Libia mempunyai cadangan minyak terbesar dan simpanan gas alam yang melimpah, ketidakstabilan yang berkepanjangan telah melemahkan perekonomian dan sangat membebani standar hidup di Libia.

"Pelanggan membeli sesuai kemampuan mereka," ungkap Mohamad Sabre, yang menjalankan toko sfinz di pinggiran Tripoli. "Saat ini, satu nampan telur berharga 20 dinar (sekitar 4 dollar AS), yang telah menaikkan harga telur sfinz menjadi 3,5 dinar dari tadinya yang hanya beberapa sen," imbuh dia.

Sabre, seorang warga Tunisia yang telah tinggal dan bekerja cukup lama di Libia, mengatakan bahwa kehidupan warga Libia saat ini teramat sulit. Pedagang sfinz seperti Sabre secara tradisional datang dari negara tetangga Tunisia, tempat asal donat bambalouni yang populer, namun dalam beberapa tahun terakhir, donat ini menjadi langka di Libia. Kini mereka kembali menjajakan kuliner ini, meskipun ada persaingan dari penjual hamburger dan shawarma, bagi mereka yang mampu membelinya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top