Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Festival Lampu Colok 2018

Tradisi Bumi Lancang Kuning yang Mulai Tergerus

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Wakil Bupati Bengkalis, H Muhammad, menyebut budaya menghidupkan lampu colok merupakan identitas budaya Melayu. Di sana, ada nilai kebersamaan, gotong royong, sosial dan lainnya.

Menyalakan colok itu sendiri, lanjutnya, berawal dari keinginan orang tua-tua dahulu untuk menerangi malam-malam akhir Ramadan, utamanya menerangi jalan menuju ke masjid untuk membayar zakat dan lainnya.

"Budaya colok ini bagian dari identitas Melayu. Karena di sana ada nilai-nilai kebersamaan, sosial, tolong-menolong dan lainnya. Harapan kita tentunya budaya yang baik itu tetap kita pertahankan, dengan tidak mengabaikan amalanamalan Ramadan," ujarnya.

Seperti disampaikan koordinator festival colok Desa Simpang Ayam, Dahari, bahwa tahun ini ada empat menara colok yang berdiri di desa Simpang Ayam. Untuk satu menara rata-rata 5.000 kaleng, dengan jumlah minyak 1,5 drum untuk satu menara. Jumlah menara colok tahun ini jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya, hal itu disebabkan tingginya harga minyak serta beratnya pekerjaan membangun menara colok.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top