Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Festival Lampu Colok 2018

Tradisi Bumi Lancang Kuning yang Mulai Tergerus

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tapi itu dulu, saat semangat para pemuda dan seluruh elemen kompak membangun dan melestarikan tradisi lelulur menjadi sebuah keindahan luar biasa. Hampir tidak ada jalan dan gang yang tidak diterangi lampu colok.

Sayang, beberapa tahun terakhir gemerlap dan keindahan colok semakin tergerus. Walau ornamen yang dibangun kelompok pemuda semakin cantik dan mengundang decak kagum, tapi jumlahnya tidak seberapa. Itupun berada di luar batas kota, sementara di jalan-jalan protokol di pusat kota, sudah sangat sulit menemukan menara colok, bahkan dengan ukuran kecil sekalipun.

Hanya ada beberapa saja gapura colok ukuran besar, itupun berada di luar kota. Untuk di sekitaran kota, mulai dari Pangkalan Batang hingga ke Air Putih, hampir tidak ditemukan menara colok ukuran besar. Bahkan di sekitaran kota atau di jalan-jalan yang selama ini banyak menara colok, tidak ada sama sekali.

Tidak jelas apa yang menjadi penyebab tradisi leluhur yang sempat eksis itu tiba-tiba meredup dan terus terpinggirkan. Ada yang mengatakan, karena sulit dan mahalnya bahan baku minak tanah. ''Untuk satu gapura colok ukuran besar bisa menghabiskan 5.000 kaleng lebih, atau butuh 1,5 drum minyak tanah. Sementara harga minyak tanah sekarang cukup mahal,'' tukasnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top