Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok Tuding AS Jadikan Taiwan Gudang Amunisi

Foto : Taiwan News

Tentara berjaga di depan peluncur rudal Patriot.

A   A   A   Pengaturan Font

TAIPEI - Tiongkok menuduh Amerika Serikat mengubah Taiwan menjadi "gudang amunisi" setelah Gedung Putih mengumumkan paket bantuan militer senilai 345 juta dolar AS untuk Taiwan.

Kantor Urusan Taiwan Tiongkok mengeluarkan pernyataan pada Sabtu (29/7) malam, menentang bantuan militer ke Taiwan yang diklaim Tiongkok sebagai wilayahnya.

"Tidak peduli berapa banyak uang rakyat yang ... dihabiskan pasukan separatis Taiwan, tidak peduli berapa banyak senjata AS, itu tidak akan menggoyahkan tekad kami menyelesaikan masalah Taiwan, atau menggoyahkan keinginan kuat kami mewujudkan reunifikasi negara kami, ibu pertiwi," kata Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan.

"Tindakan mereka mengubah Taiwan menjadi tong mesiu dan depot amunisi, memperparah ancaman perang di Selat Taiwan," bunyi pernyataan itu.

AS pada Jumat (28/7) meluncurkan paket bantuan militer senilai 345 juta dolar AS untuk Taiwan yang dirancang untuk meningkatkan dengan cepat kemampuan Taiwan mencegah kemungkinan invasi Tiongkok.

Paket yang menurut seorang pejabat menampilkan peralatan intelijen, pengawasan dan pengintaian serta amunisi senjata kecil, akan diambil dari cadangan AS sendiri, memungkinkan pengirimannya lebih cepat dari biasanya.

Ini adalah "kemampuan yang dapat digunakan Taiwan untuk meningkatkan pencegahan sekarang dan di masa depan", kata seorang juru bicara Pentagon.

Kementerian Pertahanan Taiwan berterima kasih kepada Washington "atas komitmen kuatnya terhadap keamanan Taiwan".

"Otoritas Penarikan Kepresidenan adalah dukungan penting lainnya untuk pertahanan diri Taiwan selain penjualan senjata," kata juru bicara kementerian Sun Li-fang.

"Taiwan dan AS akan terus bekerja sama erat dalam masalah keamanan untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan status quo di Selat Taiwan."

Paket tersebut merupakan tambahan darihampir 19 miliat dolar AS penjualan militer F-16 dan sistem senjata utama lainnya yang telah disetujui AS untuk Taiwan.Pengiriman senjata-senjata itu terhambat oleh masalah rantai pasokan yang dimulai selama pandemi Covid-19 dan diperburuk oleh tekanan basis industri pertahanan global yang diciptakan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Taiwan berpisah dari Tiongkok pada 1949 dalam perang saudara.

Presiden Tiongkok Xi Jinping mempertahankan hak Tiongkok untuk mengambil alih pulau yang sekarang memiliki pemerintahan sendiri itu, jika perlu dengan kekerasan.

AS mempertahankan kebijakan "Satu Tiongkok" di mana ia tidak mengakui kemerdekaan resmi Taiwan dan tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan pulau itu untuk menghormati Beijing.Namun, undang-undang AS mensyaratkan pertahanan yang kredibel bagi Taiwan dan bagi AS untuk memperlakukan semua ancaman terhadap pulau itu sebagai masalah "perhatian serius".

Tahun lalu, militer Tiongkok menggelar dua latihan besar di sekitar Taiwan, mensimulasikan serangan yang ditargetkan dan memblokade pulau itu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top