Tiongkok Siap Percepat Dialog dengan Asean

BEIJING - Tiongkok siap bekerja sama dengan Malaysia dan negara-negara Asia tenggara lainnya untuk mempercepat konsultasi kode etik Laut Tiongkok Selatan (LTS) lapor Xinhua pada Minggu (2/4) yang mengutip pernyataan dari Perdana Menteri Li Qiang.

Beijing siap bekerja sama untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan itu, kata PM Li seperti dikutip dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang berkunjung pada Sabtu (1/4).

"Asia adalah rumah kita bersama dan kerja sama yang saling menguntungkan adalah satu-satunya pilihan yang tepat," kata PM Li.

Tiongkok dan Asean telah bekerja selama hampir 20 tahun untuk menetapkan kode etik yang mencakup wilayah perairan yang disengketakan. Tiongkok menegaskan hak atas lebih dari 80 persen wilayah LTS berdasarkan peta tahun 1947 yang menunjukkan tanda-tanda samar yang kemudian dikenal sebagai sembilan garis putus-putus (nine-dash line).

Ketegangan telah meningkat antara Tiongkok dan negara penggugat lainnya di wilayah tersebut (Filipina, Malaysia, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Brunei) saat Beijing membangun terumbu karang, pulau, dan formasi tanah yang disengketakan dan melakukan militerisasi dengan pelabuhan, landasan pacu, dan infrastruktur lainnya.

Bulan lalu, Tiongkok membalas pernyataan Amerika Serikat (AS) karena telah memperluas akses militer di Filipina, dengan mengatakan Washington DC berusaha untuk mengelilingi dan menahan Tiongkok.

PM Li juga mengatakan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Malaysia dan negara-negara Asia tenggara lainnya untuk secara aktif memajukan negosiasi di Area Perdagangan Bebas Asean-Tiongkok, serta bersama-sama mengimplementasikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional dan mempromosikan membangun masyarakat ekonomi Asia timur.

Langkah AS

Sementara itu terkait dengan upaya melawan pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik yang semakin meningkat, AS pada akhir pekan lalu menyatakan akan membuka kedutaannya di negara kepulauan Pasifik selatan Vanuatu.

"Konsisten dengan strategi Indo-Pasifik AS, kehadiran diplomatik permanen di Vanuatu akan memungkinkan pemerintah AS untuk memperdalam hubungan dengan pejabat dan masyarakat Vanuatu," kata Kementerian Luar Negeri AS.

"Mendirikan Kedutaan Besar AS di Port Vila akan memfasilitasi bidang kerja sama bilateral potensial dan bantuan pembangunan, termasuk upaya untuk mengatasi krisis iklim," imbuh kementerian itu. ST/Bloomberg/I-1