Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Tiongkok Peringatkan Ketegangan Perang Dingin di Asia-Pasifik

Foto : NOEL CELIS/AFP

KETEGANGAN ERA PERANG DINGIN - Presiden Tiongkok, Xi Jinping terlihat di layar lebar selama program berita malam di sebuah mal di Beijing Kamis (11/11). Xi memperingatkan agar tidak terjadi kembali ketegangan era Perang Dingin di Asia-Pasifik.

A   A   A   Pengaturan Font

WELLINGTON - PresidenTiongkok,Xi Jinping,pada Kamis (11/10),memperingatkan agar tidak terjadi kembali ketegangan era Perang Dingin di Asia-Pasifik, ketika ketegangan meningkat atas keamanan Taiwan.

Menjelang pertemuan puncak virtual yang diantisipasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS),Joe Biden, pada awal minggu depan, Xi mengatakan negara-negara di kawasan itu harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama dari pandemi Covid-19 hingga perdagangan.

"Upaya untuk menarik garis ideologis atau membentuk lingkaran kecil dengan alasan geo-politik pasti akan gagal," katanya dalam konferensi bisnis virtual di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifikyang diselenggarakan oleh Selandia Baru.

"Wilayah Asia-Pasifik tidak dapat dan tidak boleh terulang kembali ke dalam konfrontasi dan perpecahan era Perang Dingin," tambahnya.

Seruan Xi datang beberapa jam setelahTiongkokdan AS mengumumkan pakta kejutan untuk mempercepat aksi iklim pada pertemuan puncak di Glasgow di mana negara-negara berusaha menyepakati langkah-langkah untuk mengekang pemanasan bumi.

PemimpinTiongkokitu tidak menyebutkan kesepakatan AS secara langsung, tetapi mengatakan "kita semua dapat memulai jalur pembangunan berkelanjutan yang hijau dan rendah karbon. Bersama-sama, kita bisa mengantarkan masa depan pembangunan hijau," katanya.

"Para pemimpinTiongkokdan AS akansegeramengadakan pembicaraan virtual," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Laporan mengatakan pertemuan itu akan berlangsung paling cepat minggu depan.

Pemerintahan Biden telah mengidentifikasi iklim sebagai bidang utama untuk potensi kerja sama denganTiongkok, ketegangan telah meningkat karena strategi keamanan saingan mereka di kawasan Asia-Pasifik, terutama Taiwan.

Beijing telah meningkatkan kegiatan militer di dekat Taiwan, sebuah demokrasi yang memerintah sendiri yang diklaim olehTiongkok, dengan rekor jumlah pesawat yang masuk ke zona identifikasi pertahanan udara pulau itu pada awal Oktober.

Dukungan AS

Menteri Luar Negeri, Blinken, pada Rabu, menggarisbawahi dukungan militer AS untuk Taiwan. "Kami akan memastikan Taiwan memiliki sarana untuk mempertahankan diri karena tujuannya di sini tidak pernah sampai ke titik di mana ada orang yang benar-benar mencoba mengganggu status quo dengan paksa," katanya dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh The New York Times.

Namun dalam pesan yang disampaikan pada jamuan makan malam di New York, pada Selasa malam, oleh duta besar Beijing untuk AS, pemimpinTiongkokmenawarkan pesan perdamaian.

"Saat ini, hubunganTiongkok-AS berada pada titik sejarah yang kritis. Kedua negara akan mendapatkan keuntungan dari kerja sama dan kalah dari konfrontasi," kata Xi, menurut pernyataan kedutaan.

"Tiongkoksiap bekerja sama dengan AS untuk meningkatkan kerja sama regional dan global dan mengelola perbedaan dengan benar," katanya.

Selain posisinya di Taiwan,Tiongkokjuga mengeklaim hampir semua LautTiongkokSelatan yang kaya sumber daya, yang dilalui perdagangan pengiriman triliunan dollar AS setiap tahun. Menolak klaim yang bersaing dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.

Terhadap latar belakang itu, AS, Inggris, dan Australia pada bulan Septembermengumumkanmereka telah membentuk aliansi baru, AUKUS, di mana Australia akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir menggunakan teknologi AS.

Meskipun pengiriman masih bertahun-tahun lagi danTiongkok tidak disebutkan secara spesifik, pengumuman itu membuat marah Beijing dan secara terpisah memicu pertikaian sengit dengan Prancis yang melihat kesepakatannya untuk menjual kapal selam konvensional Australia dibatalkan.

Dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis Asia-Pasifik, Xi menyerukan upaya bersama di seluruh kawasan untuk menutup "kesenjangan imunisasi", membuat vaksin Covid-19 lebih mudah diakses oleh negara-negara berkembang.

"Kita harus menerjemahkan konsensus vaksin adalah barang publik global ke dalam tindakan nyata untuk memastikan distribusi yang adil dan merata," katanya pada pertemuan puncak itu.

Pemimpin Tiongkok itu mengatakan negara-negara harus meningkatkan kerja sama dalam penelitian, produksi, pengujian, dan saling pengakuan vaksin, "untuk muncul dari bayang-bayang pandemi dan mencapai pemulihan ekonomi yang stabil pada tanggal awal".


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top