Tiongkok Operasikan Bendungan PLTA Terbesar Kedua di Dunia
PLTA Baihetan
Foto: AFPBEIJING - Tiongkok pada Senin (28/6) mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar kedua di dunia, yang disanjung oleh para pejabat sebagai tonggak pencapaian tujuan netralitas karbon Beijing, meskipun ada peringatan akan kerusakan lingkungan.
Media pemerintah melaporkan, PLTA Baihetan setinggi 289 meter di barat daya Tiongkok, kedua di dunia setelah Bendungan Tiga Ngarai milik negara itu dalam hal pembangkit listrik, sebagian mulai beroperasi Senin pagi. Menurut stasiun televisi pemerintah, CCTV, Baihetan dibangun dengan total kapasitas terpasang 16.000 megawatt, yang berarti pada akhirnya akan mampu menghasilkan listrik yang cukup setiap hari untuk memenuhi kebutuhan listrik 500.000 orang selama satu tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membangun PLTA untuk berlomba memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat dengan populasinya yang terbesar di dunia.
Bendungan ini membentang di ngarai yang dalam dan sempit di bagian atas Yangtze, sungai terpanjang di Tiongkok, di perbatasan rawan gempa antara provinsi Yunnan dan Sichuan.
Presiden Xi Jinping mengatakan, dia berharap fasilitas tersebut akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk mencapai tujuan puncak karbon dan netralitas karbon, dalam pesan ucapan selamat yang diterbitkan oleh pemerintah.
Janji Xi tahun lalu untuk mencapai netralitas karbon pada 2060 telah menambah urgensi pada pembangunan proyek tersebut. Tetapi selama bertahun-tahun aktivis lingkungan telah memperingatkan bahwa pembangunan bendungan mengganggu habitat tumbuhan dan hewan langka, termasuk Lumba-lumba tanpa sirip Yangtze yang terancam punah.
Pembangunan bendungan di sungai telah mengubah komposisi sedimen di dalam air, menyebabkan risiko hidrofisika dan kesehatan manusia skala besar yang mempengaruhi daerah aliran sungai (DAS) Yangtze di hilir, tulis para ilmuwan dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Elsevier>s Science of the Total Environment bulan ini. Proyek-proyek rekayasa besar-besaran itu juga telah menggusur ratusan ribu komunitas lokal dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara tetangga.
Bendungan besar yang direncanakan Tiongkok di kota Medog Tibet, yang ukurannya akan melebihi Bendungan Tiga Ngarai, telah digambarkan oleh para analis sebagai ancaman bagi warisan budaya Tibet dan cara bagi Beijing untuk secara efektif mengendalikan sebagian besar pasokan air India.
Dampak bendungan di Sungai Me kong pada bagian Tiongkok juga telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kerusakan permanen sedang terjadi pada jalur air yang memberi makan 60 juta orang di hilir saat melewati Delta Vietnam. n SB/todayonline
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 4 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 5 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online