Tiongkok Desak Junta Kerja Sama dalam Stabilitas Perbatasan
Pasukan Etnis I Pasukan etnis bersenjata Ta’ang National Liberation Army (TNLA) berbaris saat hendak melakukan latihan perang di markas mereka di sebuah hutan di Negara Bagian Shan utara pada Maret lalu. Pada akhir pekan lalu kelompok etnis bersenjata yang melawan junta berhasil merebut posko perdagangan strategis di Myanmar yang berimbas ke wilayah Tiongkok.
Tiongkok mendesak Myanmar untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas di perbatasan setelah terjadi bentrokan antara tentara junta dengan pasukan etnis bersenjata di perbatasan kedua negara.
BEIJING - Seorang diplomat senior Tiongkok mendesak Myanmar untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas di perbatasan bersama mereka. Pernyataan itu dikatakan Beijing pada Senin (6/11), setelah kelompok etnis bersenjata yang melawan junta merebut posko perdagangan strategis di Myanmar yang berimbas ke wilayah Tiongkok.
Pekan lalu, junta Myanmar menyatakan berusaha memulihkan ketertiban dekat perbatasan setelah aliansi kelompok etnis minoritas bersenjata yang tengah memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri, melancarkan rangkaian serangan terkoordinasi ke posisi-posisi pasukan junta.
Asisten Menteri Luar Negeri Nong Rong mengunjungi Myanmar pada Jumat (3/11) hingga Minggu (5/11) untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat senior junta mengenai bentrokan, kata Beijing.
Menurut PBB, bentrokan di perbatasan Myanmar dan Tiongkok hingga saat ini telah memaksa sekitar 23.000 orang meninggalkan kediaman mereka.
"Myanmar diminta untuk bekerja sama dengan Tiongkok dalam menjaga stabilitas di sepanjang perbatasan Tiongkok-Myanmar," kata Nong, menurut taklimat dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya