Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS I Analis Mengatakan Landasan Udara di Paracel Bisa Menampung "Drone"

Tiongkok Bangun Landasan Udara di Kepulauan Paracel

Foto : Planet Labs

Landasan Udara l Citra satelit dari Planet Labs memperlihatkan adanya sebuah landasan udara di Pulau Triton di Paracel, LTS. Analis menyatakan landasan udara ini bisa dipergunakan Tiongkok untuk mendaratkan pesawat drone. 

A   A   A   Pengaturan Font

HANOI - Sebuah analisa citra satelit menyatakan bahwa Tiongkok telah membangun sebuah landasan terbang baru di sebuah pulau yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Landasan udara itu cukup panjang bagi mendaratkan pesawat patroli Tiongkok, tetapi menurut seorang analis, landasan udara itu masih dapat ditingkatkan kemampuannya untuk mendaratkan pesawatdroneyang mengumpulkan intelijen di wilayah yang mencakup zona ekonomi eksklusif Vietnam.

Citra satelit dari perusahaan pencitraan Bumi, Planet Labs, yang diambil antara 12 Juli dan 15 Agustus pekan ini menunjukkan bahwa landasan terbang sepanjang 600 meter dibangun di Pulau Triton yang merupakan rangkaian dari Kepulauan Paracel di LTS.

"Saat ini pesawat jet tempur dan pembom tidak dapat menggunakan lapangan terbang itu," kata Raymond Powell dari Gordian Knot Center for National Security Innovation di Stanford University. "Tetapidroneberukuran sedang dan pesawat turboprop berawak kecil, dapat beroperasi dari pulau itu dan landasan udara itu semakin menegaskan yurisdiksi Tiongkok atas wilayah sengketa tersebut," imbuh Powell.

Citra satelit dari Planet Labs PBC juga menunjukkan jejak kendaraan di sebagian besar pulau, serta kontainer dan peralatan konstruksi.

Kepulauan Paracel atau Kepulauan Xisha dalam istilah Tiongkok, diklaim oleh Tiongkok, Vietnam, dan Taiwan, tetapi diduduki seluruhnya oleh Beijing sejak 1974 setelah Angkatan Laut Tiongkok mengalahkan Angkatan Laut Vietnam Selatan saat itu dalam pertempuran laut singkat yang menewaskan lebih dari 50 pelaut Vietnam Selatan.

Triton adalah pulau terdekat dalam rangkaian kepulauan dengan Vietnam. Jika Tiongkok memutuskan untuk secara permanen menempatkan pesawat patroli di sana, akan sulit bagi Vietnam untuk menyamai kehadiran yang setara, kata Powell.

"Tiongkok telah bertahun-tahun berlatih dalam pengembangan pangkalan militer maritimnya," kata Powell. "Tidak mengherankan jika lapangan terbang ini akan berkembang pesat," imbuh dia.

Tempatkan Misil

Sementara itu di Pulau Woody yang juga termasuk dalam rangkaian Kepulauan Paracel, telah difungsikan sebagai pusat administrasi dan Kota Sansha yang didirikan Tiongkok pada 2012 yang mengelola semua pulau yang diklaimnya di LTS dan perairan sekitarnya.

Pada Januari lalu, berdasarkan analisa citra satelit dilaporkan bahwa di Pulau Woody telah ada fasilitas pertahanan udara Tiongkok berupa silo untuk misil darat-ke-udara permanen. Pulau Woody berjarak sekitar 160 kilometer ke arah barat laut dari Pulau Triton.

"Dengan pangkalan udara terdekat di Pulau Woody yang sudah berfungsi penuh, reklamasi tanah untuk membangun lapangan udara Triton ke titik di mana Tiongkok dapat menempatkan pesawat tempur, akan sangat provokatif," kata Powell. "Beijing mungkin telah menentukan apa yang akan diperolehnya dalam kemampuan tempur tidak sebanding dengan biaya politik dan keuangan yang harus dikeluarkan untuk melakukannya," imbuh dia.

Tiongkok juga menduduki sebagian Kepulauan Spratly di LTS yang turut diklaim oleh beberapa negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Menurut Powell, landasan udara baru di Triton tidak memiliki implikasi nyata bagi Filipina.

Powell juga mengatakan bahwa perselisihan antara Tiongkok dan Vietnam akan semakin intens karena Beijing pun saat ini sedang meningkatkan eksplorasi cadangan minyak bumi di LTS. Dalam cuitannya di media sosial pada Kamis (17/8), Powell mengatakan bahwa sebuah kapal Penjaga Pantai Tiongkok telah memasuki ladang minyak dan gas Vietnam pada akhir Juli dan awal Agustus ini dengan tujuan untuk menegaskan yurisdiksi yang diklaim Tiongkok.

Selama beberapa bulan terakhir, Tiongkok diketahui memang telah berulang kali mengirim kapal penjaga pantai, milisi, dan kapal survei ke perairan di bawah yurisdiksi Vietnam. RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top